Darmin Klaim Pertumbuhan E-Commerce Sedot Pangsa Pasar Retail

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Pekerja memilah paket barang di gudang logistik TIKI di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
16/11/2017, 17.51 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, pertumbuhan retail yang pada 2011-2015 yang mencapai 12,5% per tahun merosot akibat penetrasi ekonomi digital. Menurutnya, tahun lalu telah terjadi perlambatan pertumbuhan perdagangan dan retail menjadi hanya 10,5%.

Pertumbuhan e-commerce, oleh Darmin disebut telah menyedot pangsa pasar retail. "Kita tidak bisa pilih-pilih bahwa pasti ritel terpengaruh dengan perkembangan digital, ekonomi dengan alami menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi," kata Darmin di Kantor Indosat Ooredoo, Jakarta, Kamis (16/11).

Ia mengungkapkan, pertumbuhan e-commerce juga melonjak 30 kali lipat selama 3 tahun terakhir. Meski, dari sisi jumlah belum cukup besar, namun pertumbuhannya signifikan. Sehingga, terjadi pergeseran jalur perdagangan dari offline ke online.

(Baca juga: Bukalapak Siap Susul Status Unicorn Tokopedia, Traveloka, dan Go-Jek)

Menurut Darmin, banyak pelanggan e-commerce membeli peralatan elektronik, perabot rumah tangga, dan tidak melulu barang konsumsi. Pola perubahan ini juga menuntut pemerintah untuk membuat regulasi yang tepat guna mendukung peralihan dari dominasi ekonomi berbasis komoditas ke manufaktur.

Salah satu kebijakan yang telah dibuat adalah Paket Kebijakan Ekonomi XIV tentang peta perjalanan perdagangan digital. Kemudian, ada Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif.

Darmin mengakui, hambatan untuk ekonomi digital adalah infrastruktur yang belum merata serta regulasi yang masih harus disesuaikan. Menurutnya, penggunaan ekonomi digital masih belum diarahkan ke sektor produktif. "Di sektor suplai, kita punya hambatan seperti talenta. Bukan hanya programmer, bahkan untuk coding saja kita keteteran," ujarnya.

Menurutnya, pendidikan vokasi menjadi jawaban kebutuhan tenaga kerja di sektor digital. Pemerintah tengah membahas solusi untuk meningkatkan sumber daya manusia di bidang digital.

(Baca juga:  Bisnis Online Diperkirakan Genjot Pendapatan UMKM 26%)

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara juga menyatakan potensi ekonomi digital masih harus dihitung lebih rinci dengan Badan Pusat Statistik (BPS). "Penghitungan harus diukur supaya hasilnya riil," kata Rudiantara.

Peningkatan rasio kesuksesan startup e-commerce, menurut Rudiantara, telah meningkat dari 2% menjadi 4%. Sehingga program 1.000 Startup bakal efektif karena telah dilakukan strukturisasi yang tepat guna sehingga setelah rasio kesuksesan meningkat, dampaknya bakal lebih besar lagi.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menargetkan ekonomi kreatif bakal menyumbang Rp 1.000 triliun untuk Produk Domestik Bruto 2017.  Sehingga, langkah penghitungan ekonomi digital dan ekonomi kreatif yang tepat di BPS bakal mencatat jumlah yang lebih banyak dari target.

(Baca juga:  Biaya Transaksi Perdagangan ASEAN Turun 10% pada 2020)

 
Reporter: Michael Reily