Alibaba Target Transaksi Tembus Rp 20.628 Triliun pada 2025

Instagram/@alibaba.group
Ilustrasi, Alibaba
Penulis: Desy Setyowati
10/7/2020, 14.00 WIB

Nilai transaksi (Gross Merchandise Volume/GMV) di platform e-commerce Alibaba mencapai US$ 1 triliun atau sekitar Rp 14.458 triliun pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2020. Perusahaan asal Tiongkok ini pun optimistis bisa mencapai target GMV 10 triliun renminbi atau Rp 20.628 triliun pada 2025.

Chairman sekaligus CEO Alibaba Daniel Zhang menilai, GMV US$ 1 triliun tergolong tinggi. Sebab, total penjualan ritel produk konsumen di Tiongkok sebesar US$ 6 triliun sepanjang kuartal I 2020.

Besaran GMV US$ 1 triliun merupakan target strategis perusahaan dalam lima tahun. “Walaupun tidak luput dari dampak pandemi corona, Alibaba mencapai target. Ini tonggak pencapaian penting bagi kami,” kata Zhang dalam surat kepada para pemegang saham, Jumat (10/7).

(Baca: Lampaui Target, Laba Kuartal I Alibaba Melonjak 35% di Tengah Pandemi)

Oleh karena itu, ia optimistis perusahaan bisa melayani 1 miliar lebih konsumen di Negeri Panda dalam lima tahun ke depan. Alibaba juga menargetkan GMV tembus 10 triliun renminbi pada akhir 2025.

Dalam jangka panjang, perusahaan menargetkan bisa melayani 2 miliar konsumen global. “Menciptakan 100 juta lapangan pekerjaan dan mendukung 10 juta usaha kecil membukukan keuntungan di platform kami pada 2036,” ujar dia.

Ia menyadari bahwa ketidakpastian global, termasuk pandemi Covid-19 akan berpengaruh pada usaha perusahaan untuk mencapai target tersebut. Namun, kondisi ini justru mendorong sebagian besar masyarakat untuk beralih ke layanan digital.

(Baca: Transaksi Capai Rp 12.283 Triliun, Pendapatan Alibaba Tumbuh 51%)

Di tengah kondisi ini, Alibaba memobilisasi seluruh spektrum infrastruktur digital untuk berkontribusi memerangi virus corona. Selain itu, memenuhi kebutuhan esensial masyarakat dan menyediakan dukungan bagi pemulihan ekonomi.

Oleh karena itu, perusahaan semakin optimistis bisa mencapai target. “Hanya mereka yang pernah mengalami zero to one, menciptakan sesuatu dari nol, dan punya stamina untuk terus menciptakan nilai bagi pelanggan lewat inovasi, yang bisa melalui berbagai tantangan,” katanya.

Selain itu, Alibaba akan berfokus menjalankan tiga pilar strategis untuk mencapai target. Ketiganya yakni globalisasi, konsumsi domestik di Tiongkok, dan pengelolaan data yang didukung komputasi awan (cloud).

Zhang mengatakan, globaliasi merupakan peperangan jangka panjang perusahaan. “Konsumsi domestik adalah peperangan utama kami saat ini, sementara maha data yang didukung cloud merupakan perang ke depan,” katanya.

(Baca: Pengguna Capai 785 Juta, Pendapatan Alibaba Tembus Rp 233,1 Triliun)