LinkAja mencatat kenaikan transaksi pembayarannya hingga enam kali lipat pada semester pertama 2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perusahaan mengatakan, dua layanan yang paling banyak digunakan dalam beberapa bulan terakhir melalui platform LinkAja di masa pandemi corona yakni pembayaran e-commerce dan utilitas.
Chief Marketing Officer (CMO) LinkAja Edward Kilian Suwignyo mengatakan, sebelum pandemi corona masih banyak masyarakat yang melakukan transaksi pembelian pulsa, membayar token listrik dan tagihan air ke toko atau kantor terdekat. Namun, semenjak adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) makin banyak masyarakat yang memanfaatkan layanan pembayaran tagihan melalui LinkAja.
"Bulan Juni hingga Juli ini, kami melihat pertumbuhan (transaksi) ini semakin baik," ujar Edward dalam video conference, Rabu (15/7). Namun, ia tidak merinci lebih lanjut kenaikan tersebut.
(Baca: Lebaran Saat Pandemi, Transaksi OVO, LinkAja & Shopee Pay Melonjak)
Menurutnya, tren pembayaran secara online melalui platform LinkAja bakal terus meningkat. Sebab, di era normal baru (new normal), masyarakat semakin sadar transaksi non-tunai merupakan cara yang lebih aman untuk menghindari paparan virus corona.
Pandemi corona sempat membuat transaksi melalui Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) sempat menurun pada masa awal PSBB diberlakukan. Namun, per awal Juni lalu metode pembayaran tersebut sudah kembali meningkat digunakan.
Sebagai informasi, Bank Indonesia mencatat sebanyak 3,82 juta merchant financial technology (fintech) pembayaran telah mengadopsi QRIS per 3 Juli lalu. LinkAja telah mengimplementasikan metode pembayaaran tersebut terhadap seluruh merchant-nya.