McKinsey memperkirakan, Indonesia kekurangan sembilan juta pekerja di bidang teknologi selama 2019 hingga 2030. Startup e-commerce, Tokopedia pun menyiapkan strategi untuk mengatasi defisit talenta digital, yakni melalui pelatihan dan menggaet universitas.
External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya menilai, perusahaan turut bertanggung jawab dalam pengembangan talenta digital di Tanah Air. "Kami beri ruang seluas-luasnya bagi penyediaan talenta digital terbaik," katanya dalam virtual media gathering bertajuk ‘Tokopedia: Road to START Summit Extension’, Jumat (27/11).
Pada Februari lalu, perusahaan menggelar program Start Summit 2020. Ini merupakan ajang berbagi pengalaman dan pengetahuan dari 2.000 lebih talenta digital kepada masyarakat. Topik yang dibahas seperti evolusi dan masa depan teknologi, produktivitas, infrastruktur, dan data.
Unicorn Tanah Air ini juga menggelar berbagai pelatihan untuk mencetak talenta digital lokal, melalui program Tokopedia Academy. Perusahaan memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mempelajari berbagai materi terkait teknologi digital mulai dari produk, data hingga desain.
Untuk mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan teknologi, Tokopedia menggelar program DevCamp. Ini merupakan pelatihan intensif selama enam hari, yang bertujuan mengembangkan potensi talenta digital di Indonesia.
Mereka juga akan memperoleh kesempatan menjadi tenaga digital di Tokopedia. " Mereka bisa bergabung di Tokopedia. Setengah tahun belajar langsung," ujar AVP of Product Tokopedia Priscilla Anais.
Startup jumbo itu pun memberikan beasiswa kepada talenta digital lokal setiap tahun. Namun, Priscilla tidak memerinci nilai maupun bentuknya.
Perusahaan juga membuat pusat pengembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), Tokopedia UI AI Center of Excellence. Ini menjadi sarana menjalin kerja sama dengan universitas dan ekosistem digital lainnya dalam mengembangkan talenta digital Tanah Air.
Pengembangan itu menjadi penting, mengingat data McKinsey and Company menunjukkan bahwa talenta digital di Indonesia diproyeksi hanya 104 juta pada 2030. Sedangkan butuh 113 juta untuk mengimbangi pesatnya pertumbuhan industri ini.
Oleh karena itu, ada kekurangan sembilan juta talenta digital hingga 2030 atau 600 ribu per tahun. Salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah yakni mempermudah startup merekrut tenaga kerja asing. Ini diatur dalam Undang-undang atau UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Meski begitu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong perusahaan teknologi gencar menggelar program pelatihan. "Saya berharap gerakan seperti pelatihan bertambah," katanya dalam acara Google4ID, pekan lalu (18/11).