Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat, 11% Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang merambah ekosistem digital, menghadapi persoalan modal. Untuk itu, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) kembali menggelar pelatihan kepada pelaku usaha dan menyediakan permodalan.
BAKTI Kominfo menggelar program Damayana untuk membantu UMKM, terutama di daerah terluar, terpencil, dan tertinggal (3T) pada 2019. Program ini kembali digelar pada tahun lalu, dengan menggaet Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA).
Total, BAKTI Kominfo melatih hampir 5.000 UMKM untuk mendigitalisasi bisnis. Berdasarkan survei dari evaluasi pelatihan itu, 11% terkendala modal.
"Mereka menyampaikan bahwa kebutuhan permodalan menjadi salah satu kendala dalam mengembangkan bisnis,” kata Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang Latif saat konferensi pers virtual, Senin (24/5).
Di satu sisi, banyak UMKM yang mengalami penurunan pendapatan selama pandemi corona karena daya beli masyarakat merosot.
Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) juga mencatat, tingkat kesuksesan UMKM yang merambah pasar digital hanya 15%. Ini berdasarkan evaluasi atas program pelatihan yang diselenggarakan oleh kementerian.
Sedangkan Kemenkop UKM mencatat, ada 4,7 juta UMKM yang merambah ekosistem digital dalam 11 bulan terakhir per April. Secara keseluruhan, jumlahnya hampir 13 juta atau 19% dari total sekitar 64 juta UMKM.
Oleh karena itu, BAKTI Kominfo berencana kembali menggelar pelatihan dan memberikan fasilitas pendanaan kepada UMKM. Dalam hal ini, lembaga bekerja sama dengan Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah (BLU PIP) Kementerian Keuangan untuk menyediakan pembiayaan lewat pemodalan UMi, Bank BRI dan Kemenkop UKM.
Fasilitas pendanaan yang diberikan Rp 7 juta hingga Rp 20 juta per UMKM. Program ini menyasar pelaku usaha di delapan kabupaten/kota yakni Manggarai Barat, Kabupaten Bone Bolango, Kota Manado, Kota Jambi, Kota Bandar Lampung, Kabupaten Tanah Laut, dan Kota Denpasar.
Namun, UMKM yang ingin mendapatkan pendanaan harus mengikuti pelatihan. BAKTI berkolaborasi dengan idEA.
Pelatihan online akan diikuti oleh 800 UMKM selama sebulan, mulai 25 Mei hingga 25 Juni. Selama masa pelatihan, UMKM bisa mengajukan pemodalan ke UMi atau BRI.
Setelah itu, 200 peserta terpilih dari delapan wilayah akan diundang mengikuti pelatihan offline dalam bentuk workshop selama sehari.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo Mira Tayyiba mengatakan, program digitalisasi UMKM harus diberikan secara komprehensi. “Berikan pembekalan sekaligus perizinan atau bantuan pendanaan," kata Mira.
Oleh karena itu, perlu kolaborasi lintas-ekosistem dalam menggelar program digitalisasi UMKM. Selain itu, evaluasi berkala. "Harus dilihat progres dampak digitalisasi, seperti perluasan pasar, kenaikan usaha dan lainnya. Bahkan kendala," ujarnya.