Penguatan Ekosistem Bukalapak dengan Emtek dan Grab Setelah IPO

Emtek, Grab, DANA, Bukalapak, Katadata/Desy Setyowati
Logo Emtek, Grab, DANA, dan Bukalapak
Penulis: Desy Setyowati
6/8/2021, 11.35 WIB

Bukalapak resmi mencatatkan saham perdana alias IPO pada hari ini (6/8). E-commerce bernuansa merah ini pun berencana memperkuat ekosistem dengan Elang Mahkota Teknologi (Emtek) dan Grab.

President Director Bukalapak Rachmat Kaimuddin menyampaikan bahwa perusahaan sudah lama bermitra dengan Grab. “Banyak kerja sama dari sisi logistik, costumer product, dan lainnya,” kata dia saat konferensi pers virtual terkait IPO Bukalapak, Jumat (6/8).

Selain itu, Emtek merupakan salah satu investor Bukalapak. “Kami berharap bisa melanjutkan (kerja sama) dengan Emtek sebagai satu ekosistem, dan teman-teman lain, termasuk Grab,” katanya.

Namun ia tidak memerinci bentuk kerja sama yang mungkin digarap oleh Bukalapak dengan Emtek dan Grab dalam waktu dekat.

Sedangkan akhir bulan lalu, Grab dan Emtek membuat program kolaborasi berupa akselerasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bernama Festival Kota Mapan. Acara ini akan digelar pada September.

Kedua perusahaan menyasar UMKM di kota tingkat (tier) dua atau rising urbanites seperti Makassar, Denpasar, dan Semarang. Selain itu,tier tiga atau slow adapters misalnya, Magelang, Prabumulih, dan Bangli.

Managing Director Emtek Sutanto Hartono pada akhir Juli menyampaikan, potensi pasar di kota-kota tersebut besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk yang tinggal di kota tier dua dan tiga mencapai 90% dari total populasi.

Namun, nilai transaksi atau gross merchandise value (GMV) e-commerce di wilayah itu hanya 30% dari total. Ini artinya, mayoritas transaksi e-commerce masih didominasi oleh penduduk di kota metropolitan atau tier satu.

Riset Alpha JWC Ventures dan Kearney berjudul ‘Unlocking the next wave of digital growth: beyond metropolitan Indonesia’ pun menunjukkan, pertumbuhan ekonomi digital di kota tier dua dan tiga diperkirakan naik lima kali lipat dalam lima tahun ke depan. 

Potensi pasar e-commerce di luar kota tingkat (tier) satu (Mini Expose Bukalapak, Katadata/Desy Setyowati)

Namun Sutanto menilai, ada beberapa tantangan yang dihadapi untuk mengjangkau konsumen di wilayah ini. "Wilayahnya lebih kecil dan ada biaya tinggi. Kemudian, faktor infrastruktur yang kurang," kata dia saat konferensi pers virtual, akhir bulan lalu (26/7).

Kedua perusahaan itu pun menggaet Bukalapak. E-commerce bernuansa merah ini sudah menyasar konsumen di perdesaan sejak beberapa tahun terakhir, lewat agen dan warung.

Melalui program Festival Kota Mapan, UMKM yang berpartisipasi akan mendapatkan akses layanan digital di berbagai platform afiliasi. Misalnya UMKM bisa mengandalkan Bukalapak untuk memasarkan produk dan GrabExpress terkait pengiriman barang.

Selain menyasar UMKM di kota tier dua dan tiga, Grab, Emtek, dan Bukalapak memperkuat ekosistem lewat integrasi layanan. Bukalapak akan terintegrasi dengan GrabExpress. Lalu produk video on-demand Vidio.com masuk ke platform Grab.

Mereka juga menerapkan strategi bundling atau paket untuk beberapa layanan. Salah satunya, konsumen bisa mengakses GrabFood dengan promo subscription Vidio.com atau layanan lainnya.

Sutanto mengatakan, berbagai inisiatif kemitraan akan semakin gencar dilakukan guna meraup pasar yang lebih besar. "Semakin banyak yang terdigitalisasi," katanya.

Sebelumnya, Grab dan Emtek saling silang kepemilikan saham dengan nilai investasi triliunan rupiah. Emtek baru saja membeli 3,2% saham Grab Teknologi Indonesia Rp 3,08 triliun. Konglomerat ini juga memiliki 2,68% saham Grab. 

Emtek memiliki saham di Bukalapak melalui anak usaha, Kreatif Media Karya. Selain itu, menjadi salah satu investor platform teknologi finansial (fintech) pembayaran DANA.

Sedangkan Grab merupakan pemegang saham OVO, bersama dengan Tokopedia.