Persaingan Baru GoFood dan GrabFood di Bisnis Barang Kebutuhan Pokok

Katadata/desy setyowati
Ilustrasi aplikasi Gojek dan Grab
3/2/2022, 18.47 WIB

Riset dari perusahaan venture building berbasis di Singapura, Momentum Works, menyebutkan pasar kebutuhan pokok atau groceries Asia Tenggara memiliki potensi yang sangat besar. Ini akan menjadi medan baru persaingan platform pesan-antar makanan (food delivery) seperti GoFood dari GoJek, dan GrabFood dari Grab.

Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani sepakat dengan riset tersebut. Ia mengatakan, GoFood dan GrabFood menyasar kebutuhan pokok karena ceruk pasar yang luas dan belum banyak dijamah.

"Kalau dilihat dari ukuran pasar (market size) dan hanya 1% penetrasi para pemain, di sini memang potensinya sangat besar," katanya kepada Katadata.co.id, Kamis (3/2).

Perusahaan konsultan strategi global L.E.K Consulting juga memperkirakan, nilai transaksi atau gross merchandise value (GMV) layanan kebutuhan pokok lewat digital US$ 5-6 miliar (Rp 70-84 triliun) pada 2025.

Riset Facebook dan Bain & Company juga menunjukkan, 44% konsumen di Asia Tenggara berbelanja bahan pokok secara online selama pandemi corona.

Apalagi, menurut Edward belum ada satupun pemain food delivery yang dominan di pasar ini. "Jadi yang memanfaatkan ceruk pasar ini dan bisa menjadi dominan akan menjadi pemenang," katanya.

Sebelumnya, Momentum Works menyebutkan bahwa pasar kebutuhan pokok akan menjadi mesin pertumbuhan baru bagi GoFood hingga GrabFood.

"Pasar kebutuhan pokok sangat besar dan kurang terpenetrasi. Ini akan menjadi peluang yang berbeda dari food delivery," demikian isi laporan Momentum Works bertajuk Food Delivery Platforms in Southeast Asia, dikutip Senin (31/1).

Momentum Works juga memperkirakan, kebutuhan pokok akan memperluas penerimaan pasar atau total addressable market (TAM) GoFood dan GrabFood hampir empat kali lipat. Alhasil, platform food delivery ini akan mengintegrasikan layanannya dengan pasar kebutuhan pokok.

Sedangkan, ada sejumlah pola integrasi yang akan terjadi. Pola tersebut tergantung pada banyak faktor, seperti topografi wilayah, segmen pelanggan, daya konsumsi, dan rantai pasok.

Dari sejumlah pemain yang ada di Asia Tenggara, Momentum Works menangkap pola integrasi, seperti menggunakan gudang dan rantai pasok sendiri untuk menyediakan layanan ke konsumen, hingga berkolaborasi dengan platform kebutuhan pokok lainnya.

Pemain food delivery juga menyediakan layanan kebutuhan pokok baik kepada konsumen langsung maupun kepada mitra (merchant) kulinernya.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan