PT Bukalapak.com Tbk resmi menunjuk Willix Halim sebagai Direktur Utama atau CEO Bukalapak. Willix menggantikan Rachmat Kaimuddin yang mengundurkan diri akhir tahun lalu.
Jajaran direksi, komisaris dan pemegang saham perseroan menyetujui penunjukan Willix sebagai CEO dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Rapat ini juga menyepakati penunjukan Victor Putra Lesmana dan Howard Nugraha Gani masuk ke jajaran direksi.
Sedangkan Teddy Nuryanto Oetomo dan Natalia Firmansyah tetap menjabat sebagai direktur Bukalapak.
“Kami optimistis Willix Halim akan dapat meneruskan kepemimpinan Rachmat Kaimuddin di Bukalapak,” kata Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen Bukalapak Bambang Brodjonegoro dalam keterangan pers, Rabu (16/2).
Bambang mengatakan, dengan susunan jajaran direksi terbaru ini, perusahaan akan memanfaatkan momentum positif dalam performa bisnis. Ini agar dapat bertumbuh secara berkelanjutan dan mencapai profitabilitas.
“Willix akan terus mengembangkan perseroan menjadi perusahaan publik yang kokoh secara finansial, berkembang secara berkelanjutan, serta membawa dampak signifikan bagi seluruh masyarakat Indonesia," katanya.
Sebelum menjabat CEO, Willix ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) direktur utama Bukalapak. Ia bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional perusahaan secara menyeluruh serta memastikan Bukalapak terus mewujudkan misinya menciptakan A Fair Economy For All.
Willix bergabung dengan Bukalapak sebagai Chief Operating Officer (CEO) sejak 2016. Sebelum bergabung di Bukalapak, ia menjabat Senior Vice President Growth untuk Freelancer.com, salah satu startup terbesar di Australia.
Dia mendapatkan gelar sarjana Computer Science dan Mechatronics dengan First Class Honors pada 2009 dari University of Melbourne.
Willix ditunjuk sebagai CEO menggantikan Rachmat Kaimuddin yang mengundurkan diri tahun lalu. Rachmat kini menjabat sebagai penasihat khusus Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Rachmat akan membantu Luhut dalam proyek pemerintah dalam pengembangan teknologi berkelanjutan.
Sebelum mengundurkan diri, Katadata.co.id mewawancarai Rachmat. Salah satunya membahas mengenai harga saham Bukalapak yang terus merosot hingga jatuh di bawah level penawaran saham perdana ke publik atau IPO Rp 850 per lembar.
Rachmat mengatakan saat harga saham terus turun, kinerja perusahaan malah menunjukkan perbaikan. Dia mengatakan, kas perusahaan naik berpuluh-puluh kali lipat menjadi Rp 23 triliun dalam empat bulan sejak IPO pada Agustus 2021.
Pendapatan dan laba pun membaik. “Semua matriks menunjukkan membaik,” katanya dalam wawancara khusus dengan Tim Katadata.co.id selama lebih dua jam, medio Desember tahun lalu.