E-commerce dengan konsep online to offline (O2O) diperkirakan tren setelah pandemi corona usai. Blibli pun gencar mengembangkan layanan omnichannel, salah satunya melalui gerai fisik.
Blibli meluncurkan BlibliMart pada 2020. "Ini merupakan upaya kami menghadirkan ekosistem layanan kebutuhan pokok atau e-groceries," ujar Senior Vice President of O2O Blibli David Michum kepada Katadata.co.id, Senin (28/3).
Gerai fisik memungkinkan pelanggan berbelanja langsung, namun pembayaran tetap tanpa sentuh alias cashless dan tanpa kasir.
E-commerce bernuansa biru itu juga mengakuisisi saham emiten ritel PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) atau pengelola Ranch Market tahun lalu.
Blibli juga menerapkan strategi omnichannel dengan menyasar warung, melalui Blibli Mitra. Langkah serupa dilakukan oleh Tokopedia dan Bukalapak.
"Ini merupakan upaya Blibli dalam meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi pedagang warung dan toko kelontong lokal, lewat digitalisasi," ujar David.
Saat ini, ada lebih dari dari 90 ribu mitra warung yang bergabung di Blibli Mitra di seluruh Indonesia.
Selain itu, Blibli meluncurkan fitur Click & Collect pada 2019 untuk memperkuat strategi omnichannel. Fitur ini memungkinkan pelanggan memilih produk secara online via website atau aplikasi, kemudian mengambil pesanan langsung di toko.
"Fitur ini menjadi solusi integrasi kenyamanan belanja offline dan kemudahan belanja online," ujarnya.
Ada juga Blibli InStore. Layanan ini memungkinkan pelanggan berbelanja di toko offline dan melakukan pembayaran cicilan 0% dari bank mitra Blibli.
David mengatakan, Blibli gencar menjalankan strategi omnichannel karena diramal tren ke depan. "Saat ini, kami memasuki era di mana dunia offline dan online saling mendukung, serta sepenuhnya terhubung," ujarnya.
Selain itu, strategi omnichannel Blibli dapat memberikan pengalaman berbelanja berbeda bagi konsumen. Omnichannel juga akan mendorong pertumbuhan industri yang berkelanjutan dan menguntungkan.
"Sejauh ini, strategi omnichannel menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik bagi Blibli dan partner yang memanfaatkan solusi ini," ujar David.
Sebelumnya, Komisaris Sirclo Triawan Munaf juga mengatakan bahwa strategi omnichannel akan menjadi tren e-commerce. Sebab, penerapan metode ini dinilai dapat meningkatkan kepuasan konsumen.
“Bayangkan dengan adanya O2O, orang-orang bisa mengunduh lagu di platform, tetapi juga menonton konsernya,” kata Triawan dalam webinar bertajuk ‘Mendorong Adaptasi Digital Melalui Strategi Omnichannel’, tahun lalu (27/10/2021). “Begitu juga di marketplace. Barang-barang secara bergiliran ditampilkan di gerai offline.”
Berdasarkan hasil survei Katadata Insight Center (KIC) dan Sirclo terhadap hampir 5.000 responden tahun lalu, pandemi Covid-19 membuat 17,5% konsumen beralih ke platform belanja online dan mengurangi kebiasaan berbelanja offline.
Persentase konsumen yang hanya berbelanja online melonjak dari 11% sebelum pandemi menjadi 25,5% pada awal tahun ini. Namun, sekitar 74,5% konsumen tetap berbelanja offline dan online selama pandemi. Rinciannya sebagai berikut:
Berdasarkan usia, Baby Boomers atau usia 55 - 70 tahun mengalami perubahan perilaku belanja yang signifikan. Sebelum pandemi, mereka terbiasa berbelanja secara hybrid yakni offline dan online. Tetapi utamanya offline (60%).
Pada awal 2021, preferensi belanja konsumen Baby Boomers tetap hybrid, tetapi secara online naik menjadi 50%. Persentase mereka yang hanya berbelanja online juga meningkat dari 3,3% menjadi 10% pada awal tahun ini.
Saat berbelanja online, sebagian besar konsumen hanya menggunakan satu saluran belanja. Namun ada 27,5% yang menggunakan lebih dari satu saluran.
Sejak ada pandemi corona, jumlah prinsipal yang menerapkan penjualan online multichannel pun meningkat. Tahun lalu, 31,3% prinsipal hadir di 7 - 10 saluran.
Selain Blibli, e-commerce lainnya juga gencar merambah gerai offline. JD.ID misalnya, meluncurkan toko baru yang berfokus pada produk gaya hidup (lifestyle) dan diberi nama YOJI tahun lalu.
Barang yang ditawarkan merupakan produk eksklusif pilihan dari berbagai merek (brand). Ada juga merchandise eksklusif dari JD.ID pada kategori lifestyle untuk koleksi fashion, kecantikan, dan rumah tangga (home living).
Sedangkan Tokopedia dan Bukalapak berfokus pada layanan O2O lewat warung.