TikTok Shop dikabarkan menargetkan transaksi naik empat kali lipat lebih menjadi US$ 20 miliar atau sekitar Rp 298 triliun tahun ini. Perusahaan asal Cina ini mengandalkan pertumbuhan bisnis di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Nilai transaksi bruto atau GMV TikTok Shop tahun lalu disebut-sebut US$ 4,4 miliar. “Perusahaan bertaruh di pasar seperti Indonesia,” demikian kata beberapa sumber Bloomberg yang mengetahui masalah itu, dikutip dari Reuters, Kamis (8/6).
GMV TikTok Shop tersebut jauh di bawah Shopee US$ 73,5 miliar sepanjang tahun lalu dan Lazada US$ 21 miliar per September 2021.
Meski GMV masih jauh di bawah Shopee dan Lazada, TikTok berhasil menggaet pengguna lewat konten video pendek. Platform asal Cina menggaet 135 juta pengguna di Asia Tenggara per Mei, menurut data perusahaan riset pasar Insider Intelligence.
Indonesia menjadi pasar terbesar kedua setelah Amerika Serikat, menurut Statista. Jumlah pengguna TikTok di Tanah Air 113 juta.
“Pembelian impulsif dari menonton konten adalah keuntungan yang dimiliki oleh TikTok,” kata Kepala Penelitian Sektor Telekomunikasi dan Internet di DBS Bank Sachin Mittal dikutip dari CNBC Internasional, dua pekan lalu (26/5). “Shopee dapat kehilangan sebagian pangsa pasar, tetapi Lazada tidak bisa.”
Konsumen TikTok di Indonesia, Thailand, dan Filipina pun mengurangi belanja di Shopee 51%, Lazada 45%, dan offline 38% menurut survei perusahaan yang menyediakan insights terkait e-commerce Cube Asia.
Penurunan itu berbarengan dengan langkah Shopee mengurangi bakar uang 51,7% secara tahunan atau year on year (yoy) selama Januari – Maret menjadi US$ 338 juta atau sekitar Rp 5 triliun.
Sementara itu, TikTok diperkirakan menggelontorkan insentif seperti untuk diskon, US$ 600 juta – US$ 800 juta (Rp 9 triliun - Rp 12 triliun) per tahun.
“TikTok menghabiskan banyak uang saat ini untuk insentif bagi pembeli dan penjual, yang mungkin tidak berkelanjutan,” kata analis senior di Phillip Securities Research Jonathan Woo dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (26/5).
Jonathan Woo memperkirakan insentif yang disiapkan TikTok US$ 600 juta - US$ 800 juta per tahun atau sekitar 6% - 8% dari target nilai transaksi bruto alias gross merchandise value (GMV) US$ 10 miliar tahun ini.