Perbandingan Transaksi: Bukalapak dan Blibli Naik, Tokopedia Turun

Katadata/Desy Setyowati
Tokopedia, Blibli, Bukalapak
Penulis: Desy Setyowati
16/8/2023, 12.30 WIB

Tokopedia, Bukalapak, dan Blibli telah mengumumkan laporan keuangan semester I. Transaksi Tokopedia tercatat turun, sedangkan Bukalapak dan Blibli naik.

Rincian transaksi Tokopedia, Bukalapak, dan Blibli selama Semester I sebagai berikut:

  1. Tokopedia: Nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) turun 8% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 132,5 triliun menjadi Rp 121,5 triliun
  2. Bukalapak: TPV atau nilai pemrosesan total baik layanan marketplace maupun Mitra warung naik 13% dari Rp 36,5 triliun menjadi Rp 41,1 triliun
  3. Blibli:
  • TPV 1P Retail atau menawarkan produk sendiri turun 3% dari Rp 4,6 triliun menjadi Rp 4,5 triliun
  • TPV 3P Retail atau  kerja sama dengan brand prinsipal naik 81% dari Rp 14,2 triliun menjadi Rp 25,8 triliun
  • TPV penjualan ke pihak ketiga naik 24% dari Rp 3,3 triliun menjadi Rp 4,1 triliun
  • TPV toko offline naik 19% dari Rp 2 triliun menjadi Rp 2,3 triliun
  • TPV keseluruhan naik 52% dari Rp 24,1 triliun menjadi Rp 36,8 triliun

Induk usaha Tokopedia yakni GoTo Gojek Tokopedia menjelaskan bahwa GTV kuartal II dibandingkan April – Juni 2022 turun 13%. Hal ini menurunnya jumlah transaksi dari konsumen non-profitable.

“Penurunan itu akibat insentif umum yang menurun,” kata Tokopedia dalam laporan keuangan, Rabu (15/8). Insentif yang dimaksud seperti promosi dan diskon.

Rincian penyebab turunnya transaksi Tokopedia selama kuartal II atau April – Juni sebagai berikut;

  1. Diskon berkurang
  2. Faktor musiman seperti peningkatan jumlah hari libur umum
  3. Penutupan sebagian bisnis Mitra Tokopedia yang diumumkan pada Maret. Mitra Tokopedia yakni toko offline bekerja sama dengan pemilik warung.

Meski begitu,  laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA yang disesuaikan untuk segmen e-commerce naik 86% yoy.

Margin kontribusi  Tokopedia juga membaik selama Semester I. Rincian kinerja Tokopedia selama Januari – Juni sebagai berikut:

  • Pendapatan bruto naik 14% dari Rp 3,9 triliun menjadi Rp 4,5 triliun
  • Margin kontribusi naik dari minus Rp 2,2 triliun menjadi positif Rp 591 miliar
  • EBITDA yang disesuaikan naik 80% dari minus Rp 3,9 triliun menjadi negatif Rp 752 miliar

Sementara kinerja Bukalapak selama semester pertama yakni:

  • Rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 389,27 miliar atau turun dibandingkan semester I 2022 untung Rp 8,59 triliun
  • Pendapatan bersih tumbuh 28,9% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 2,18 triliun. Rinciannya sebagai berikut:
  1. Bisnis marketplace naik dari Rp 648,23 miliar menjadi Rp 1,13 triliun
  2. Bisnis online to offline tumbuh dari Rp 969,35 miliar menjadi Rp 1,03 triliun
  3. Bisnis pengadaan barang turun dari Rp 73,57 miliar menjadi Rp 10,17 miliar
  • Beban pokok pendapatan naik 40% dari Rp 1,16 triliun menjadi Rp 1,63 triliun
  • Beban umum dan administrasi turun dari dari Rp 1,32 triliun menjadi Rp 682,25 miliar
  • Rugi usaha Rp 701,21 miliar, turun jauh dibandingkan semester I 2022 yang mencatatkan untung Rp 8,60 triliun
  • Total aset perusahaan kisaran Rp 27,10 triliun turun tipis dibandingkan akhir Desember Rp 27,40 triliun
  • Ekuitas perusahaan sedikit turun dari Rp 26,49 triliun pada akhir Desember menjadi Rp 26,27 triliun
  • Liabilitas turun dari Rp 907,92 miliar akhir tahun lalu menjadi Rp 825,20 miliar

Penyebab Bukalapak merugi pada semester I setelah mencatatkan untung tahun lalu yakni nilai investasi yang belum maupun telah terealisasi tercatat negatif Rp 120,82 miliar, dibandingkan semester pertama 2022 untung Rp 9,79 triliun.

Kala itu, perusahaan diuntungkan dari investasinya PT Allo Bank Indonesia Tbk atau BBHI secara marked to market. Bukalapak merupakan pemegang saham Allo Bank dengan kepemilikan 11,49% atau setara 2,49 miliar saham hingga 30 Juni.

Lalu, kinerja bisnis Blibli selama Januari – Juni sebagai berikut:

  • Rugi turun 29,7% yoyo dari Rp 2,46 triliun menjadi Rp 1,75 triliun
  • Pendapatan bersih naik 15,85% yoy menjadi Rp 7,77 triliun, yang terdiri dari:
  1. Ritel online naik 5,15% menjadi Rp 5,03 triliun
  2. Toko fisik naik 18,8% menjadi Rp 2,09 triliun
  3. Institusi pihak ketiga naik 71,4% menjadi Rp 1,15 triliun
  • Beban pokok pendapatan naik 7,05%  menjadi Rp 6,58 triliun
  • Beban umum dan administrasi naik 16,2% menjadi Rp 1,83 triliun.
  • Persentase beban operasional konsolidasi terhadap Total Processing Value (TPV) turun dari 12,3% pada semester I 2022 menjadi 7,9% selama Januari – Juni tahun ini. Ini karena persentase beban iklan dan pemasaran terhadap TPV turun dari 3,6% menjadi 1,2%.
  • Laba kotor naik 112,5% menjadi Rp 1,19 triliun

Co-Founder sekaligus CEO Blibli Kusumo Martanto menilai, kinerja keuangan semester pertama menunjukkan tren positif.