Anak usaha Alibaba, Lazada, berencana menggandeng merek fesyen papan atas Eropa. Langkah ini dilakukan untuk melawan rivalnya di Asia Tenggara yakni Shopee dan TikTokShop di Asia.
Beberapa jenama yang akan digandeng antara lain Armani, Dolce & Gabbana, Ferragamo and Tod’s, “Petinggi Lazada sudah bertemu dengan pendiri dan manager ratusan merek fesyen Italia yang tertarik masuk ke pasar ASEAN lewat platform LazMall Luxury," kata Chief Business Officer Jason Chen, dilansir dari Bloomberg, Senin (14/10).
Lazada sendiri menargetkan perputaran duit US$ 100 miliar pada 2030, sementara Shopee dan TikTok diperkirakan mencapai US$ 186 miliar pada 2025. Dua pemain ini sudah bersaing ketat menarik perhatian TikTok dan Shopee di Indonesia hingga Singapura.
Chen juga menyebut pihaknya tengah memasuki fase baru pengembangan e-commerce. Saat ini, keuntungan jangka panjang dan komersialisasi menjadi fokus utama.
“Saat ini kami didorong untuk memperluas segmen luxury untuk memperkuat posisi merek kami,” ujarnya.
Lazada dan AliExpress sendiri adalah jantung bisnis Alibaba di luar Tiongkok. Kedua bisnis ini tumbuh paling cepat di tengah merosotnya ekonomi di China.
Di bawah manajemen baru, Alibaba berhasil pulih dari tekanan bisnis dari Beijing. Mereka kini memperluas pasar ke Asia dan rival terbesarnya adalah Sea Group yang membawahi Shopee.
Alibaba sendiri melihat Asia Tenggara sebagai salah satu pangsa pasar dengan pertumbuhan barang mewah tertinggi di dunia. Posisi ini berada di bawah India dan Timur Tengah.
Berbeda dengan lawannya, menurut Chen pihaknya bisa menawarkan lebih banyak kontrol atas harga dan pemasaran bagi brand. Alibaba pernah membentuk Tmall Luxury Pavilion pada 2017 dan sekarang menjadi gudang bagi 200 merek. INi bisa menjadi contoh bagi Lazada.
“Ketika sebuah perusahaan ingin membuka toko daring sendiri di kami, mereka mengelola semua operasi dari harga hingga logistik. Hal ini sangat penting karena rumah mode ingin tetap mengendalikan penjualan,” ujar Chen.