Belanja Online Makin Menghibur, 25% Transaksi Kini Lewat Konten Video

TikTok/@calon.sultan88
Chika Chandrika live TikTok
Penulis: Kamila Meilina
12/11/2025, 14.39 WIB

Belanja online lewat konten video menjadi tren di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Transaksi lewat fitur ini mencapai 25% dari total, merujuk pada laporan eConomy SEA 2025 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company.

“E-commerce via video tumbuh pesat. Kini menyumbang 25% dari nilai transaksi bruto atau GMV,” demikian dikutip dari laporan, Rabu (12/11).

Google, Temasek, dan Bain & Company mencatat hal itu didorong oleh tingginya volume transaksi bernilai rendah, rekomendasi kreator lokal tepercaya, serta integrasi media sosial dan e-commerce yang lancar yang mengubah perhatian menjadi penjualan dengan hambatan minimal.

“Seiring meroketnya populasi kreator konten, kepercayaan menjadi faktor penentu, karena konsumen lebih menyukai rekomendasi yang autentik. Ekosistem yang dulu didominasi kreator konten papan atas kini semakin beragam, dengan munculnya influencer niche dan mikro sebagai pendorong baru transaksi yang bermakna,” demikian dikutip.

Influencer mikro yakni memiliki pengikut sekitar 10 ribu sampai 100 ribu. Mereka biasanya menjadi afiliator untuk memasarkan produk lewat video di media sosial.

Perkiraan nilai transaksi bruto alias GMV e-commerce di Asia Tenggara menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company sebagai berikut:

  • 2023: US$ 138 miliar
  • 2024: US$ 156 miliar
  • 2025: US$ 181 miliar (US$ 185 miliar jika menghitung Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, dan Myanmar)

Pendapatan e-commerce sebagai berikut:

  • 2023: US$ 31 juta
  • 2024: US$ 35 juta
  • 2025: US$ 40 juta (US$ 41 juta jika menghitung Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, dan Myanmar)

Nlai transaksi di e-commerce melalui fitur video baik di platform marketplace maupun media sosial sebagai berikut:

  • 2022: US$ 6 juta
  • 2023: US$ 18 juta
  • 2024: US$ 31 juta
  • 2025: US$ 46 juta

Google, Temasek, dan Bain & Company mencatat volume pembelian barang dengan harga murah mendorong transaksi via fitur video naik 2,5 kali lipat.

Nilai pembelian rata-rata lewat fitur video di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Vietnam, Thailand US$ 6 – US$ 7 atau Rp 100 ribu – Rp 117 ribu per pesanan.

Secara keseluruhan, nilai pesanan di e-commerce US$ 11 – US$ 13 atau Rp 184 ribu – Rp 217 ribu tahun ini. Angkanya menurun dibandingkan 2024 sekitar US$ 13 – US$ 15.

Jumlah penjual yang menggunakan konten video bertambah tiga juta atau 80% secara tahunan alias year on year (yoy). Volume transaksi naik 6,5 miliar atau 50% yoy.

“Belanja online lewat fitur video telah berevolusi dari saluran khusus menjadi kekuatan arus utama yang diproyeksikan menguasai 25% dari seluruh GMV e-commerce pada 2025 dibandingkan 2022 kurang dari 5%,” demikian dikutip.

Pertumbuhan eksplosif itu didorong oleh 'shoppertainment', perpaduan konten dan e-commerce yang sering kali dipimpin oleh kreator. Hal ini mengubah belanja online menjadi pengalaman sosial yang imersif dan menghibur.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Kamila Meilina