25 Juta UMKM Kini Jualan Online, Konten Video Produk Jadi Mesin Penjualan Baru
Sebanyak 25 juta UMKM kini berjualan online, menurut data Kementerian UMKM. Google, Temasek, dan Bain & Company pun mengungkapkan tren baru berjualan online untuk mendongkrak transaksi, yakni lewat konten video.
“Tantangan ke depan, bukan lagi on-boarding (jumlah UMKM yang masuk ke platform e-commerce), tetapi juga bagaimana bisa bertahan dan mengembangkan usaha,” kata Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM Temmy Satya Permana dalam acara diskusi dengan Shopee di Jakarta, Selasa (18/11).
Ia pun mendukung upaya e-commerce seperti Shopee memberikan pelatihan kepada UMKM lewat program Kampus UMKM Shopee yang digelar sejak 2021.
Tantangan UMKM lainnya yakni sulitnya mendapatkan produk. Oleh karena itu, kementerian memastikan ada konektivitas antara produsen penghasil produk dengan para reseller berpengalaman.
“Dengan begitu, kami harapkan ada lebih banyak penjual online yang menjual produk lokal,” kata dia.
Untuk menggenjot transaksi, Google, Temasek dan Bain & Company membagikan data terkait e-commerce dalam laporan bertajuk eConomy SEA 2025. Nilai transaksi bruto atau GMV e-commerce di Indonesia diperkirakan US$ 71 miliar atau Rp 1.188 triliun (kurs Rp 16.730 per US$) tahun ini.
Merujuk pada laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, GMV e-commerce Indonesia diperkirakan tumbuh 14% secara tahunan alias year on year (yoy) dari US$ 62 miliar pada 2024 menjadi US$ 71 miliar tahun ini. Nilai transaksi e-commerce Indonesia diproyeksikan mencapai US$ 140 miliar pada 2030.
"Ini akselerasi signifikan dari tahun ke tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Ini didorong oleh pesatnya pertumbuhan video commerce," kata Country Director Google Indonesia Veronica Utami dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (13/11).
Google, Temasek, dan Bain & Company menyoroti tren berbelanja online lewat konten video. “Video commerce telah menjadi pendorong pertumbuhan yang sangat berdampak bagi ekonomi digital di Indonesia,” demikian dikutip dari laporan, Kamis (13/11).
Jumlah penjual yang menggunakan konten video melonjak hingga 75% yoy menjadi 800 ribu. Hal ini mendorong peningkatan penjualan 90% menjadi 2,6 miliar dalam setahun.
Produk yang paling banyak dibeli konsumen di Indonesia lewat konten video sebagai berikut:
- Fashion dan aksesori: 28%
- Perawatan diri dan kecantikan: 20%
- Ponsel dan barang elektronik: 15%
- Perlengkapan rumah dan perkakas: 9%
- Kesehatan dan perlengkapan bayi: 7%
- Makanan dan minuman: 6%
- Kebutuhan sehari-hari: 5%
- Lainnya: 10%
“Sebanyak 10 penjual teratas di setiap kategori menyumbang 20% dari total transaksi kategori terkait,” demikian dikutip.
Tren berbelanja online lewat konten video juga terjadi di negara lainnya di Asia Tenggara. Namun Indonesia menempati urutan pertama di kawasan dalam hak volume dan pertumbuhan transaksi lewat konten video.
"Video commerce menjadi mesin yang mengakselerasi seluruh sektor e-commerce. Indonesia menjadi pemimpin di regional untuk volume transaksi maupun pertumbuhan," kata Veronica.
Ia menjelaskan, transaksi belanja online lewat konten video didominasi pembelian bernilai kecil, namun sering. Kategori produk yang dibeli lewat konten video merupakan yang sangat mengandalkan visualisasi dan demonstrasi secara langsung.
Waktu pengguna platform e-commerce maupun media sosial yang menonton video untuk berbelanja online, naik lebih dari 400%. "Artinya apa? Ketika konsumen ingin mengambil keputusan belanja, lebih dari 40 juta log in user di indonesia aktif mencari di YouTube," ujar Veronica.