Riset Dailysocial menunjukkan, fitur pembayaran dengan mencicil tanpa kartu atau paylater OVO yang paling banyak digunakan sepanjang tahun ini. Layanan ini lebih dulu digunakan untuk bertransaksi di Tokopedia.
Dari 347 responden, 51,9% menggunakan paylater milik OVO pada tahun ini. OVO menggaet perusahaan teknologi finansial pinjaman (fintech lending), PT Indonusa Bara Sejahtera atau Taralite, yang diakuisisi Maret lalu, untuk menyediakan layanan ini.
Posisi kedua ditempati oleh Gojek yang menggandeng PT Mapan Global Reksa (Findaya) untuk menyediakan fitur cicilan tersebut. Layanan paylater ini menjadi alternatif pembayaran selain GoPay dan LinkAja. Pengguna paylater Gojek mencapai 49,9%.
“Paylater menjadi salah satu tren yang menarik perhatian milenial belakangan ini,” demikian dikutip dari laporan Dailysocial bertajuk Fintech Resport 2019, kemarin (26/11).
(Baca: Ikuti Langkah GoPay, OVO, DANA dan LinkAja Kaji Layanan Paylater)
Per Mei 2019, layanan OVO Paylater tersedia di 200 ribu mitra mulai dari Hypermart, ACE Hardware hingga kuliner seperti Hoka-Hoka Bento dan Bakmi GM. “Sejak peluncuran OVO Paylater, kami menyadari tingginya antusiasme dari masyarakat terhadap layanan ini,” kata Head of Public Relations OVO Sinta Setyaningsih kepada Katadata.co.id, pekan lalu (20/11).
Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, fitur paylater sempat ada di halaman depan aplikasi OVO. Namun, dengan tampilan yang baru, fitur itu hilang. Di Tokopedia, layanan OVO paylater masih ada.
Sinta tidak berkomentar terkait hal itu. Ia hanya mengatakan, perusahaanya berfokus pada konsumen. “Kami terus berupaya meningkatkan layanan ini dari segi registrasi, keamanan, penggunaan maupun sistem cicilan agar dapat diterima oleh seluruh masyarakat,” katanya.
Selain itu, perusahaannya mengkaji berbagai layanan keuangan, salah satunya pinjaman. “Kami sedang mengkaji berbagai produk pinjaman untuk beragam segmen pengguna di antaranya konsumen dan UMKM,” kata dia.
(Baca: Fintech DANA Gandeng Blue Bird dan Rilis Layanan Paylater)
Posisi ketiga ditempati Shopee 34,8%. Perusahaan e-commerce asal Singapura ini menggandeng PT Lentera Dana Nusantara (LDN) untuk menyediakan layanan ini.
Disusul Traveloka dengan 31,7% responden. Perusahaan penyedia layanan perjalanan (Online Travel Agent/OTA) ini menggandeng PT Pasar Dana Pinjaman atau Danamas menyediakan paylater sejak 2018.
Berikutnya paylater Pegipegi yang digunakan 7,6% responden. Lalu Bukalapak dan Akulaku masing-masing 0,2%.
Dari sisi kesadaran masyarakat akan produk, OVO paylater menempati urutan pertama yakni 93%. Lalu Gojek, Traveloka, Shopee, Pegipegi, Kredivo, Akulaku, dan Bukalapak yaitu 83%, 76,7%, 65,2%, 38,8%, 33,9%, 27,8%, dan 5,6% secara berturut-turut.
(Baca: LinkAja Siapkan Fitur Paylater Gandeng Bank dan Fintech)
Sebanyak 78,8% menggunakan layanan ini karena butuh. Bahkan 81% mau menggunakan paylater karena percaya akan produk ini. Sisanya, karena merasa paylater mudah digunakan dan menghemat waktu.
Secara keseluruhan, riset ini melibatkan 787 responden di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang Bekasi (Jabodetabek), Bandung, Surabaya, Medan, Balikpapan, dan Makassar. Sebanyak 50,7% di antaranya berusia 20-29 tahun. Lalu, 24,5% berumur 30-39 tahun dan 19,1% kurang dari 19 tahun. Sisanya berusia lebih dari 40 tahun.
Sebanyak 58,9% responden memiliki pendapatan Rp 2,5 juta sampai Rp 5 juta per bulan. Lalu, 25,8% berpenghasilan lebih dari Rp 5 juta. Kemudian sisanya berpendapatan kurang dari Rp 2,5 juta. Mayoritas responden yang disurvei laki-laki.
(Baca: Pahami Risiko Pay Later, Fitur Penggoda Milenial Berbelanja)