Perusahaan layanan on demand Grab dikabarkan menjajaki kerja sama dengan fintech pembayaran asal Amerika Serikat (AS), Paypal, untuk memperkuat layanan keuangannya yakni Grab Financial Group. PayPal dan Grab pun akhirnya 'buka suara' atas rumor tersebut.
Global Head Strategy PayPal Alfonso Villanueva mengatakan bahwa perusahaan selama ini telah berbicara dengan banyak pemain di industri untuk mencari potensi kolaborasi. Villanueva menyatakan bahwa dia memiliki hubungan yang baik dengan jajaran direksi Grab Financial Group, namun hal itu bukan berarti kedua perusahaan telah berkolaborasi.
"Ada banyak rumor tentang segala hal yang bisa terjadi setiap saat. Namun, itu hanya rumor. Fakta bahwa (perusahaan) kami memiliki hubungan yang baik bukan berarti kami bekerja sama," ujar Villanueva kepada Katadata.co.id di sela-sela acara Perbanas Indonesia Banking Expo (IBEX) 2019 di Jakarta, Rabu (6/11).
Dalam kesempatan yang sama, Senior Managing Director of Grab Financial Group Reuben Lai mengatakan bahwa perusahaan selalu melalukan diskusi dengan mitra mana pun yang dapat meningkatkan ekosistem teknologinya. Sebab, menurutnya, perusahaan sangat fokus untuk melayani pelanggannya.
(Baca: Perkuat Layanan Keuangan, Grab Dikabarkan Gaet PayPal dan Alipay)
"Jadi, kami mencari mitra di seluruh dunia, mulai dari mitra lokal, regional, global yang dapat membantu (layanan) kami," ujar Reuben yang enggan berkomentar lebih lanjut soal kolaborasi Grab dengan PayPal. "Kami berbicara dengan semua (mitra) setiap saat," tambahnya.
Sebelumnya, Ruben mengatakan bahwa Grab bakal fokus memperkuat layanan keuangan pada tahun ini. “Tahun ini adalah tentang menggandakan layanan keuangan dan benar-benar mengeksekusi strategi tersebut," kata Lai dalam sebuah wawancara di sela-sela acara Money2020 di Singapura, pada Maret lalu.
Selain dikabarkan bakal menggaet Paypal, Grab juga dikabarkan menjajaki kerja sama dengan fintech pembayaran asal Tiongkok, Alipay. TechCruch melaporkan, Alipay memang ingin memperluas pasarnya ke Asia Tenggara, apalagi pembayaran digital di wilayah ini diperkirakan naik tiga kali lipat pada 2025.
“Spin-out bakal dilakukan dalam beberapa bulan ke depan,” ujar salah seorang sumber dikutip dari TechCrunch, Jumat 29 Maret 2019.
(Baca: Potensi Nilai Keuangan Digital Asia Tenggara Rp 840 Triliun pada 2025)
Grab pun sudah menggandeng MasterCard untuk menyediakan jasa kartu kredit kepada para mitra di ekosistem mereka. Layanan ini pertama kali diluncurkan di Singapura dan Filipina pada awal 2019. Kedua perusahaan pun membidik 400 juta populasi di Asia Tenggara, yang belum mendapat akses perbankan.
Selain itu, awal 2019, Grab juga menggandeng ZhongAn Technologies International Group Limited untuk membentuk joint venture marketplace asuransi digital di Asia Tenggara. Dengan begitu, konsumen bisa lebih mudah mendapat produk asuransi dari aplikasi Grab.
ZhongAn Technologies International Group Limited merupakan anak usaha dari perusahaan asuransi berbasis digital pertama di Tiongkok, ZhongAn Online P&C Insurance Co., Ltd. "Peluncuran platform asuransi ini bagian dari komitmen kami untuk menjadi everyday superapp terkemuka di Asia Tenggara," ujar President of Grab Ming Maa, pada Januari lalu.