Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan bakal mengenalkan nama-nama yang masuk kabinet baru pagi hari ini (23/10). Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) berharap menteri-menteri anyar ini tidak menghambat inovasi, khususnya di bisnis digital.
Direktur Aftech Tasa Nugraza Barley menilai, inovasi teknologi yang berkembang semakin cepat bakal menjadi tantangan tersendiri bagi menteri di bidang bisnis digital. “Karena itu butuh supervisi dan regulasi yang tidak menghambat inovasi,” kata dia kepada Katadata.co.id, Selasa (22/10) malam.
Para menteri juga harus mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat yang terus berubah. Di satu sisi, juga tetap mendukung prinsip-prinsip dasar seperti perlindungan konsumen.
Barley mengatakan, asosiasinya berharap agar pemerintah dapat meneruskan pendekatan prinsip-prinsip light touch atau kebijakan yang longgar terkait bisnis digital. Selain itu, diperlukan lingkungan usaha yang nyaman (safe harbor) dalam membangun kerangka kerja regulasi (regulatory framework), khususnya di sektor teknologi finansial (fintech). “Menurut kami pendekatan ini sudah baik,” katanya.
(Baca: Asosiasi E-Commerce Tanggapi Kabar Bisnis Digital Diurus Johnny Plate)
Sedangkan Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas AFPI Tumbur Pardede menilai, belum meratanya pembangunan infrastruktur teknologi informasi (IT) menjadi tantangan menteri selanjutnya. Apalagi, menurutnya tarif layanan data atau internet di Indonesia masih tergolong mahal.
“Selain itu tingkat edukasi terkait pemanfaatan teknologi digital yang juga belum menjangkau ke daerah-daerah,” kata Tumbur.
Mewakili asosiasi, ia berharap pemerintah lebih masif dalam mendorong pemerataan pembangunan infrastruktur dan literasi digital di Indonesia. Selain itu, perlu koordinasi dengan cara yang tepat antara pemerintah pusat dan daerah terkait pemberdayaan masyarakat, untuk masuk ke ekosistem berbasis digital.
“Dengan sendirinya, masyarakat akan lebih mudah meningkatkan produktivitas kerja atau usaha,” kata dia. Sebab, menurutnya ekosistem bisnis digital seperti e-commerce dan fintech membantu masyarakat memperluas pasar dan mendapatkan modal usaha.
(Baca: Akan Urus Regulasi Bisnis Digital, Jhonny Plate Bakal Jadi Menkominfo?)
Sebelumnya, Menteri Kominfo periode 2014-2019 Rudiantara berharap agar penerusnya dapat menjaga kondusivitas dan mendorong pembangunan ekonomi digital di Tanah Air. Dengan begitu, target 25 unicorn pada 2025 bisa tercapai.
"Ini pasti dapat tercapai. Asal balik lagi, infrastruktur tersedia, ekosistemnya tetap dijaga, tetap diatur namun kondusif," kata Rudiantara beberapa waktu lalu (18/10).
Rudiantara juga optimistis akan ada satu unicorn baru akhir tahun ini. Ia mengatakan, dirinya sempat berbicara pada salah satu startup yang pendanaannya sudah seri E alias ronde kelima. "Nah, startup itu dalam satu sampai dua ronde lagi, saya yakin bakal menjadi unicorn," kata dia.
Hanya, ia enggan merinci startup tersebut. Namun, ia sempat menyebut bahwa setelah OVO, startup di bidang pendidikan dan kesehatan berpeluang menjadi unicorn.
(Baca: Palapa Ring Beres, Rudiantara Balik ke Swasta Bila Tak Jadi Menteri)