PT Kredit Pintar Indonesia (Kredit Pintar) telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 3 triliun sejak berdiri pada April tahun lalu. Perusahaan financial technology (fintech) ini manfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk menganalisis data para peminjamnya.
“Jadi cuma cukup melampirkan foto KTP dan mengisi data diri, lalu AI kami akan menilai borrower, dan memberikan pinjaman,” ujar VP President Kredit Pintar Boan Sianipar kepada Katadata, Senin (15/4).
Ia menjelaskan, teknologi yang dimilikinya mampu menganalisis data Kartu Tanda Penduduk (KTP) dengan kombinasi data alternatif, misalnya dari media sosial, data telekomunikasi, hingga layanan e-commerce. Hasil analisis data itulah yang kemudian digunakan dalam penilaian kredit (credit scoring).
Kredit Pintar juga memiliki alat deteksi untuk meminimalisir kecurangan (fraud). Misalnya, teknologi Optical Character Recognition (OCR) akan menganalisis data-data dari KTP calon peminjam. Kemudian, melalui swafoto dengan KTP, alat tersebut akan mengenali wajah tersebut yang tersebar di internet dan menganalisis perilakunya.
Selanjutnya, melalui multiplatform detection, Kredit Pintar akan membandingkan data dengan para mitranya. Boan berharap, dengan hadirnya Pusat Data Fintech Lending (Pusdafil) nantinya dapat lebih mempermudah sistemnya untuk mengetahui data-data para borrower yang dihimpun oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).
(Baca: Tanggapi Isu Diakuisisi OVO, Bareksa Sebut Tengah Menggalang Pendanaan)
Kredit Pintar saat ini tidak menerima dana dari perorangan, melainkan lembaga sebagai pemberi pinjaman (lender). Di antaranya, Kredit Pintar melakukan kerja sama dengan beberapa perbankan dan multifinance untuk menyalurkan pendanaan ke borrower.
“Jadi lewat super lender ini, mereka bisa dapat menyalurkan dana dengan cepat bagi para borrower yang membutuhkan,” ujar Boan.
Terdapat tujuh produk pinjaman yang ditawarkan di Kredit Pintar. Besaran pinjaman dimulai dari Rp 600 ribu hingga Rp 2,3 juta dengan durasi pinjaman selama 14 hari hingga tiga bulan. Sementara, untuk tingkat bunga yang diberikan mulai dari 0,24% sampai 0,79 % per hari.
Menurut Boan, proses pengajuan hingga penyaluran pinjaman di Kredit Pintar terbilang cepat, meski waktunya tak selalu sama untuk tiap pengguna. “Jadi, hanya butuh waktu paling lama 30 menit, sejak registrasi hingga dana pinjaman diterima oleh borrower,” ujarnya.
(Baca: Sumitomo Suntik Modal Agregator Fintech Pembayaran Cashlez)
Untuk segmentasi borrower di Kredit Pintar, Boan mengatakan 90% di antaranya berusia 18 sampai 40 tahun dengan mayoritas gaji di atas Upah Minimum Kerja (UMR). Saat ini sektor konsumtif mendominasi pinjaman di perusahaannya, yakni mencapai 60%.
Boan menjelaskan, total borrower aktif Kredit Pintar mencapai lebih dari satu juta orang yang tersebar di seluruh Indonesia. Meski, 70% borrower terdapat di wilayah Jawa.
Ke depannya, Boan mengatakan bahwa Kredit Pintar ingin lebih mengembangkan pinjaman di sektor produktif. Selain itu, Kredit Pintar juga ingin mengembangkan produk pinjaman yang lebih beragam dengan tenor lebih panjang, hingga 12 bulan.
Sementara, untuk target penyaluran dana tahun ini, Boan mengharapkan dapat menyalurkan dana sebesar dua kali lipat dari tahun lalu, yang tercatat sebesar Rp 2,2 triliun. “Tapi sebenarnya kami tidak menargetkan secara resmi, yang jelas kalau ada yang membutuhkan pasti kami layani,” ujarnya.