Generasi milenial konon identik dengan gaya hidup konsumtif. Para pekerja pemula ini gemar membelanjakan penghasilan mereka untuk kopi dan pelesir. Alhasil, investasi seolah tak terpikirkan.
Hal itulah yang menjadi bahasan dalam Fintech Talk vol. 3 “The Art of Investment in Digital Era” yang digelar oleh Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech). Perkembangan industri financial technology (fintech) dan berbagai fitur investasi yang ditawarkan tampaknya belum diimbangi oleh minat investasi, khususnya kaum milenial.
“Untuk itu kami mendukung anggota-anggota kami untuk melakukan literasi keuangan,” ujar Ketua Harian AFTECH Mercy Simorangkir saat ditemui di Fintech Space, Kuningan, Jakarta, Kamis (14/3).
Sementara itu, CMO Bareksa Rani Sumarni mengatakan, masih banyak masyarakat yang belum memahami berbagai instrumen investasi di pasar. “Hanya 45 % milenial yang tertarik investasi, karena kendalanya ingin ditunda-tunda,” ujar Rani.
(Baca: Stanchart Luncurkan Layanan Online Bantu Nasabah Pilih Investasi)
Lebih lanjut Rani mengatakan, kaum milenial kebanyakan malah memilih bersikap konsumtif untuk membeli kopi dibandingkan melakukan investasi. Untuk itu, menurutnya edukasi terhadap literasi investasi melalui fintech harus terus dilakukan.
Sementara itu, Co-Founder & CEO Halofina Adjie Wicaksana mengatakan, milenial akan mendominasi populasi di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Untuk itu, literasi keuangan di antara mereka harus ditingkatkan. " Kami ingin mendorong lebih banyak generasi milenial agar bisa mengelola insutrumen keuangan lebih baik,” ujar Adjie.
Apalagi, Direktur Pemasaran IndoGold Fredy Setiawan mengatakan, biaya hidup saat ini semakin mahal. Sehingga, tiap orang harus siap untuk berbagai kebutuhan mendadak atau musibah.“Investasi itu selain untuk meraih rencana masa depan, tapi juga sekaligus dana cadangan kita,” ujar Freddy.
(Baca: JK Minta Pelaku Usaha Tak Ragu Berinvestasi di Tahun Politik)