Sepanjang tahun 2018, financial technology (fintech) pinjaman (lending) menyalurkan pendanaan senilai Rp 22,6 triliun. Tahun ini, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menargetkan penyaluran pinjaman meningkat dua kali lipat menjadi Rp 45,2 triliun.
Ketua Umum AFPI Adrian Gunadi optimistis target tersebut bisa tercapai. “Kami melihat ada potensi pertumbuhan (penyaluran pinjaman) dua kali lipatnya (dari 2018). Tentu kombinasi dari eksisting dan pemain-pemain baru," kata dia, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (8/3).
(Baca: Januari 2019, Tekfin Sudah Salurkan Pinjaman Rp 25,92 Triliun)
Meski begitu, pertumbuhan ini turun dibanding 2018 yang mencapai 784,3% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 2,56 triliun di 2017 menjadi Rp 22,6 triliun. Pada 2017, pertumbuhan penyaluran pendanaan oleh fintech pinjaman juga mencapai 801,4% yoy dari Rp 284 miliar di akhir 2016.
Adapun penyaluran pendanaan oleh fintech pinjaman sudah mencapai Rp 25,92 triliun per Januari 2019 atau meningkat 14,36% sejak awal tahun (year to date/ytd). Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 22,37 miliar disalurkan untuk masyarakat di Pulau Jawa. Secara rinci, pinjaman paling besar diberikan ke peminjam di Jawa Barat sebesar Rp 6,35 triliun dan paling rendah ke Maluku Utara senilai Rp 8,38 miliar.
(Baca: Cegah Bunuh Diri Nasabah Fintech, OJK Atur Bunga hingga Asuransi)
Sejalan dengan hal itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, jumlah rekening pemberi pinjaman (lender) di industri ini mencapai 267.496 atau naik 28,91% ytd. Sementara jumlah peminjam (borrower) mencapai 5,16 juta atau meningkat 18,37% ytd.
Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-bank OJK Riswinandi menambahkan, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) fintech pinjaman sebesar 1,68% per Januari 2018. NPL ini meningkat dibanding Desember 2018, yang sebesar 1,45%.
Menurutnya, transparansi merupakan langkah untuk menjaga stabilitas NPL di industri ini. “Fintech sama seperti lembaga pembiayaan lainnya. Tetapi kuncinya, transparansi itu tetap (harus dilakukan) walau tidak diatur prinsipnya,” kata Riswinandi.
Sebelumnya, Ketua Harian Aftech Kuseryansyah menyampaikan bahwa pertumbuhan penyaluran kredit oleh fintech pinjaman tidak akan setinggi 2018. Sebab, menurutnya fintech pinjaman akan fokus berkolaborasi dengan perbankan, multifinance, maupun e-commerce pada 2019. "Ini akan menjadi motor penggerak fintech pinjaman (di 2019)," kata dia.