PT Raiz Invest Indonesia bakal meluncurkan aplikasi yang mengumpulkan selisih dari pembulatan uang belanja penggunanya untuk diinvestasikan melalui reksadana. Setelah diluncurkan pada triwulan III, mereka memperkirakan, nilai tranksaksi per hari sebesar Rp 400 juta di kahir tahun 2019.

Chief Marketing Officer Raiz Invest Fahmi Arya mengatakan, perkiraan tersebut berasal dari target pengguna aplikasi pada akhir tahun sebanyak 40 ribu. Sedangkan dana yang terkumpul per harinya dari satu pengguna, diperkirakan senilai Rp 10 ribu.

"Berarti akan ada 40 ribu transkasi per hari dari user kita, dikali Rp 10 ribu, itu angka yang mudahnya," kata Fahmi ketika ditemui dalam acara soft launching aplikasi Raiz di Jakarta, Rabu (6/3). Ada pun, mereka menargetkan dapat menjangkau 400 ribu pengguna pada 2020.

Fahmi menjelaskan, cara kerja aplikasi Raiz, dengan mengumpulkan uang pengguna yang diperoleh dari selisih pembelanjaan. Saat pengguna mendaftarkan diri, mereka dapat menghubungkan kartu debit atau dompet elektronik mereka di aplikasi. 

(Baca: Stanchart Luncurkan Layanan Online Bantu Nasabah Pilih Investasi)

Nantinya, setiap pengguna berbelanja dengan kartu debit atau dompet elektronik tersebut, Raiz akan melakukan pembulatan ke atas pada setiap transaksi ke kelipatan Rp 5.000 terdekat. Ketika pembulatan yang terkumpul mencapai Rp 10.000, maka jumlah tersebut akan diinvestasikan secara otomatis ke produk reksadana. 

Ada pun, portofolio yang dapat dimasukan oleh pengguna aplikasi tersebut ada tiga jenis sesuai profil risiko. Untuk portofolio yang agresif, akan dimasukan pada reksadana saham. Lalu, portofolio moderat akan ditempatkan ke reksadana pendapatan tetap dengan underlying asetnya di obligasi. Terakhir, porftofolio konservatif akan ditempatkan di reksadana pasar uang dengan underlaying deposito.

Fahmi menjelaskan, nantinya Raiz akan bekerja sama dengan industri perbankan yang memiliki mobile banking agar aplikasi Raiz mampu diakses dengan mudah. Saat ini, mereka tengah melakukan penjajakan dengan bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV dalam negeri.

(Baca: Unit Link, Asuransi Sekaligus Investasi)

"Kami akan terintegrasi dengan platform mereka," kata Fahmi. "Sudah kita develop secara sistem, tapi belum bisa umumkan (nama banknya). Nanti kita umumkan bareng sekitar bulan April," ujarnya menambahkan.

Aplikasi Raiz yang telah mendapatkan izin sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini merupakan aplikasi yang berasal dari Australia. Hingga akhir tahun lalu, aplikasi Raiz Australia ini per bulannya telah melayani sekitar 30 juta transaksi, dengan nilai per transkasinya sekitar AUS$ 1.

Chief Executive Officer Raiz Invest Australia, George Lucas mengatakan, pihaknya memang tengah dalam tahap ekspansi ke negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. "Kami sangat antusias dapat menghadirkan Raiz di Indonesia. Kami percaya, Raiz dapat membantu mengubah cara masyarakat berinvestasi," katanya.

Reporter: Ihya Ulum Aldin