Bursa penukaran mata uang virtual asal Korea Selatan, GoPax resmi masuk ke Indonesia sejak 26 Desember 2018. Sebagai salah satu dari lima busa kripto terbesar di Negeri Ginseng, GoPax menargetkan bisa mendominasi pasar di Indonesia.
Business Strategist GoPax Indonesia M Yusuf Musa mengatakan, dalam lima hari setelah diluncurkan, jumlah pengguna GoPax sudah mencapai 200 orang. "Kami optimistis bisa menguasai 50-70% pasar kripto di Indonesia," kata dia di Indonesia Blockhain Hub, Jakarta, Kamis (31/1).
GoPax Indonesia pun menawarkan sembilan jenis aset cryptocurrency yakni bitcoin; ethereum; ripple; eos; stellar; litecoin; bitcoin cash; moss coin; dan, zcash. Ke depan, Yusuf berkomitmen untuk merilis lebih banyak aset kripto yang bisa ditransaksikan.
Aset kripto yang banyak ditransaksikan di GoPax adalah eos. "Eos paling besar dari portfolio volume kami. Bisa jutaan transaksinya per hari," kata Yusuf. Selain eos, ripple dan ethereum banyak ditransaksikan.
(Baca: Bursa Kripto Asal Singapura Liqnet Resmi Beroperasi di Indonesia)
Senada dengan Yusuf, Legal Manager GoPax Indonesia Dauri Lukman optimistis bisa menguasai pasar Indonesia. Sebab, sejak diluncurkan pada 26 Desember 2018 lalu, jumlah pengguna naik 10-20% setiap harinya.
Strategi GoPax Indonesia untuk merengkuh lebih banyak pengguna adalah mempermudah penggunaan dari sisi User Interface dan User Experience (UI/UX). Untuk itu, tampilan situs GoPax Indonesia dilengkapi dengan grafik dan order book.
Rencananya, GoPax Indonesia juga akan meluncurkan aplikasi pada Mei 2019. "GoPax yang global sudah ada (aplikasinya). Tapi di Indonesia, kami mau buat yang ada bahasa Indonesia-nya supaya pengguna lebih mengerti," kata dia.
Selain itu, Operational Manager GoPax Indonesia Shufi Dinar mengatakan, bahwa perusahaannya akan melakukan roadshow di Bandung, Surabaya, dan DI Yogyakarta pada Februari dan di DKI Jakarta pada Mei 2019. Hal ini dilakukan untuk memperkenalkan aset kripto kepada masyarakat.
"Di Korea Selatan dalam setahun, GoPax bisa masuk ke lima besar (bursa penukaran cryptocurrency). Di Indonesia, saya yakin bisa masuk tiga besar dan positif trennya akan semakin baik," kata dia.
(Baca: Bursa Kripto Asing Serbu Pasar Indonesia)
Sebelumnya, Southeast Asia (SEA) Partner Liqnet Lukman Sutanto mengatakan, Indonesia adalah pasar yang besar. "Dibanding negara lain, peminat aset kripto di Indonesia cukup besar. Sekitar 1,5-2 juta sudah aktif bertransaksi aset kripto," ujar dia. Liqnet adalah agregator bursa penukatan cryptocurrency asal Singapura.
Data itu mengacu pada riset TNS dan Luno yang menyebutkan, ada lebih dari 1 juta orang yang bertransaksi (trader) mata uang virtual. Alhasil, warga Indonesia menjadi salah satu negara teratas dalam hal pengetahuan tentang mata uang virtual dan kepemilikannya.