Sejak mendapat izin dari Bank Indonesia (BI) pada April 2018, PT Dompet Anak Bangsa atau Go-Pay gencar merangkul banyak mitra. Saat ini, Go-Pay memiliki sekitar 240 ribu mitra. Sebanyak 39,58% atau 95 ribu di antaranya merupakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
CEO Go-Pay Aldi Haryopratomo mengatakan, perusahaannya memang fokus menggaet UMKM di Indonesia. Sebab, induk usahanya, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek memiliki visi untuk memajukan ekonomi Indonesia dari kalangan masyarakat bawah.
"Misi kami sama, membangun Indonesia dari bawah," kata dia kepada Katadata di kantornya, Jakarta Selasa (8/1).
Aldi baru menjabat sebagai CEO Go-Pay pada awal 2018. Sebelumnya, ia merupakan co-founder dan CEO Arisan Mapan. Startup tersebut diakuisisi oleh Gojek pada akhir 2017.
Menurut dia, ekonomi akan lebih cepat tumbuh jika masyarakat menengah ke bawah masuk ke pembayaran non tunai. Hanya, layanan pembayaran ini dikenalkan lebih dulu ke penduduk di wilayah perkotaan, baru kemudian menyasar perdesaan.
(Baca: Aplikasi Gojek Indonesia Bakal Bisa Dipakai di Singapura)
Ia berharap, layanan pembayaran Go-Pay bisa dipakai di seluruh Indonesia. Untuk itu, ia menggaet UMKM untuk membentuk ekosistem yang lebih luas. Meski begitu, langkah ini bukan tanpa hambatan. Sebab, untuk merangkul masyarakat menengah ke bawah, ia perlu membangun kepercayaan.
Selain menggaet mitra, Go-Pay merangkul pengelola keuangan di rumah ibadah. Setidaknya, ada 112 yayasan dan masjid yang sudah bergabung dengan Go-Pay. Setelah bergabung, mitra-mitra tersebut pun bisa menyediakan layanan pembayaran donasi berteknologi kode Quick Response (QR) milik Go-Pay.
Go-Pay juga menyediakan 20 layanan Payment Point Online Bank (PPOB) seperti pulsa, pembayaran gim, tagihan listrik, air, dan lain sebagainya. Adapun, 50% transaksi di aplikasi Gojek, pembayarannya menggunakan Go-Pay.
(Baca: Mitra Gojek Dapat Tip Rp 105 Miliar Lebih Sepanjang 2018)