Rapor ShopeePay, GoPay, LinkAja 2020: Transaksi Kuliner – Donasi Naik

Katadata/desy setyowati
Ilustrasi, tampilan aplikasi fintech pembayaran
22/1/2021, 12.44 WIB

Perusahaan teknologi finansial (fintech) pembayaran ShopeePay, GoPay, dan LinkAja mencatatkan peningkatan transaksi selama tahun lalu. Lonjakan ini ditopang oleh berubahnya pola transaksi masyarakat dari tunai menjadi digital guna mengantisipasi risiko tertular virus corona.

"Masyarakat Indonesia terus menunjukkan komitmen dan antusiasme yang tinggi terhadap aktivitas belanja serta pembayaran digital," kata Marketing Manager ShopeePay Cindy Candiawan dikutip dari siaran pers, Kamis (21/1).

Nilai transaksi pembelian produk kuliner menggunakan ShopeePay misalnya, setara dengan dua porsi makanan untuk seluruh penduduk Indonesia. Jumlah penduduk di Nusantara dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

Sedangkan, transaksi untuk produk kesehatan dan kebugaran pada 2020 setara dengan persediaan 460 ribu kotak masker medis. Untuk kebutuhan pokok nilainya lebih dari 6,5 juta troli belanja.

Lalu, transaksi paket internet dan tagihan telepon yang dibayarkan dengan ShopeePay pada 2020 setara 12.500 tahun panggilan. Pembayaran tagihan listrik menggunakan layanan fintech afiliasi Shopee ini dapat menerangi jalanan di Jakarta selama 30 tahun. 

ShopeePay menargetkan bisnis tumbuh lebih besar pada tahun ini. Namun, Cindy tidak memerinci besaran targetnya.

Sedangkan beberapa riset menunjukkan, penggunaan ShopeePay melampaui GoPay dan OVO pada tahun lalu. Angkanya dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

Namun, riset DailySocial menunjukkan bahwa GoPay masih memimpin pada 2020. Datanya dapat dilihat pada Databoks berikut:

GoPay mencatatkan peningkatan nilai total transaksi atau gross transaction value (GTV) pada tahun lalu. "GoPay terus bertumbuh selama 2020, yang merupakan masa sulit," ujar Managing Director, GoPay Budi Gandasoebrata dikutip dari siaran pers, Kamis (21/1).

Berdasarkan data yang dirilis oleh Gojek pada November 2020 lalu, transaksi GoPay meningkat 2,7 kali lipat dibandingkan 2019. Selama pandemi Covid-19, transaksi donasi mencapai Rp 102 miliar.

Anak usaha Gojek itu juga mencatatkan peningkatan tansaksi pada fitur PayLater 2,7 kali lipat. Sedangkan fitur donasi meningkat dua kali lipat. 

Fitur transfer GoPay pun meningkat 3,2 kali lipat pada 2020. Sedangkan fitur pemberian tip bagi mitra pengemudi Gojek mencapai Rp 308 miliar.

Perusahaan akan berfokus pada pengembangan bisnis di dalam dan di luar ekosistem Gojek pada tahun ini. "Ini untuk memberikan akses dan kemudahan layanan keuangan digital," kata Budi.

Pada 2021 GoPay akan menambah berbagai fitur baru dengan memperhatikan empat pilar yakni keamanan, kenyamanan, kemudahan, dan sosial.

Perusahaan fintech pembayaran milik negara, LinkAja juga mencatatkan pertumbuhan transaksi lebih dari empat kali lipat pada 2020. Jumlah pengguna pun tumbuh 65% menjadi 61 juta lebih. 

"Bisnis yang dijalankan oleh LinkAja dapat bertahan, bahkan mengalami peningkatan di berbagai lini," kata Direktur Utama LinkAja Haryati Lawidjaja dikutip dari siaran pers, pekan lalu (13/1).

LinkAja juga mencatatkan pertumbuhan jumlah mitra penjual lima kali lipat pada tahun lalu. Hingga saat ini, perusahaan telah menggaet lebih dari 900 ribu merchant lokal.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), transaksi uang elektronik juga melonjak seiring pandemi corona. Pada 2018, nilai transaksinya hanya Rp 33,67 triliun.

Kemudian, transaksi uang elektronik meningkat pada 2019 menjadi Rp 145,1 triliun. Per September 2020, transaksinya mencapai Rp 144,6 triliun. Sedangkanya angka per Juli dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan