Laporan terbaru dari platform berita global Salam Gateway menunjukkan, Indonesia merupakan pangsa pasar teknologi finansial (fintech) syariah terbesar kelima di dunia. Startup Investree pun mencatat, milenial mendominasi peminjam di platform.
Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) sekaligus CEO Investree Adrian Gunadi mengatakan, layanan fintech syariah berkembang pesat. "Indonesia jadi pasar yang pertumbuhannya signifikan. Peringkat kelima," kata dia saat konferensi pers virtual, Rabu (5/5).
Dalam laporan bertajuk Global Fintech Islamic Report 2021 dari Salam Gateway, pasar fintech syariah Indonesia US$ 2,9 miliar atau Rp 41,7 triliun.
Peringkat pertama yakni Arab Saudi US$ 17,9 miliar. Lalu Iran US$ 9,2 miliar, Uni Emirat Arab US$ 3,7 miliar, dan Malaysia US$ 3 miliar.
Adrian menyampaikan, besarnya potensi pasar fintech syariah di Indonesia karena jumlah penduduk muslim yang banyak. Data Globalreligiusfuture menunjukkan, warga muslim di Tanah Air meningkat dari 209,12 juta pada 2010 menjadi 229,62 juta tahun lalu.
Selain itu, pertumbuhan fintech syariah di Tanah Air didorong oleh kalangan milenial. "Penggunanya didominasi milenial," kata Adrian.
Di Investree misalnya, porsi peminjam berusia 21-30 tahun mencapai 47% dari total. Kemudian 31-40 mencapai 36% dan sisanya 12% berumur 41-50 tahun atau generasi X.
Selain itu, Adrian menilai bahwa peminat skema pembiayaan syariah di Indonesia cukup besar.
Dalam State of The Global Islamic Economic Report, konsumsi dan ekspor produk halal Indonesia masing-masing meningkat 3,6% dan 19,2% pada 2017. Aset keuangan syariah dalam negeri pun mencapai US$ 82 miliar atau sekitar Rp 1.155 triliun. Ini masuk 10 besar dunia pada 2018.
"Fintech syariah, dengan kemampuan teknologi, dapat berkontribusi pada pertumbuhan layanan keuangan berbasis Islam ini," kata Lead Research Economist Islamic Development Bank Mohammed Obaidullah dalam acara Indonesia Fintech Summit 2020, akhir tahun lalu (12/11/2020).
Apalagi, digitalisasi semakin masif saat pandemi corona, termasuk layanan keuangan. Ini membuat potensi fintech syariah semakin besar.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin sempat mengatakan, keuangan syariah berkontribusi 8,69% terhadap total industri keuangan pada 2019. "Ekonomi digital akan membuka peluang untuk mendongkrak pangsa pasar (keuangan syariah) di Indonesia," ujar Ma'ruf di Jakarta pada September 2019.