Fintech TaniFund menargetkan satu juta peminjam (borrower). Anak usaha dari TaniHub Group ini pun berfokus menyasar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terutama di sektor kuliner, serta gencar ekspansi ke Indonesia Timur.

Startup teknologi finansial pembiayaan atau fintech lending itu telah menyalurkan pinjaman kepada 4.000 petani dan UMKM. Nilainya Rp 320 miliar, sebanyak 80% di antaranya disalurkan ke petani.

"Dalam jangka panjang, kami ingin merambah 1 juga petani dan UMKM berikan akses pinjaman," kata Chief Strategy Officer TaniHub Group Natalia Rialucky Marsudi dalam konferensi pers virtual, Rabu (25/8).

Fintech itu menargetkan penyaluran pinjaman Rp 500 miliar hinga akhir tahun.

Untuk mencapai target tersebut, perusahaan menyiapkan lima strategi, yaitu:

1. Gencar menyasar UMKM.

TaniFund membidik UMKM yang bergerak di sektor kuliner. "Ke depan, kami berharap bisa mengimbangi porsi (penyaluran pinjaman) untuk petani dan UMKM," ujarnya.

Segmen UMKM dinilai potensial karena jumlahnya yang banyak. Selain itu, 14 juta di antaranya beralih ke digital selama pandemi corona.

2. Ekspansi ke Indonesia Timur

Saat ini, fintech TaniFund gencar bekerja sama dengan petani di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.

"Kami sudah menjalin kerja sama. Ada petani yang memproduksi pakan ternak. Ada juga petani beras," kata Ria.

3. Gencar berkolaborasi dengan berbagai ekosistem

"Kami menjalankan strategi kerja sama dengan lembaga terkait seperti keuangan, fintech (lain), dan lembaga yang berhubungan dengan pertanian," ujarnya.

4. Berinovasi membuat produk pinjaman baru

Fintech TaniFund menyediakan plafon pendanaan usaha mikro mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 10 juta. Tenor pinjaman mulai dari sebulan sampai enam bulan.

5. Mengandalkan kemampuan teknologi

Perusahaan kini tidak hanya menjalankan sistem akuisisi petani secara offline, tapi juga online.

Induk usaha, TaniHub Group meraih pendanaan US$ 65,5 juta atau sekitar Rp 942 miliar pada Mei (21/5). Investasi ini dipimpin oleh MDI Ventures.

Investor lain yang berpartisipasi yakni Telkomsel Mitra Inovasi (TMI),  Add Ventures, BRI Ventures, Flourish Ventures, Intudo Ventures, Openspace Ventures, Tenaya Capital, UOB Venture Management, dan Vertex Ventures

TaniHub pun mengkaji pencatatan saham perdana alias IPO dan akuisisi perusahaan lain. Namun, CEO TaniHub Group Pamitra Wineka mengatakan, butuh waktu untuk bisa melantai di bursa saham. “Kami menyiapkan. Namun, belum tahu pastinya kapan. Yang pasti, dalam tiga tahun ke depan, menurut saya cukup oke,” kata dia dalam acara virtual executive interview, pada Mei (31/5).

Pada kesempatan itu, ia juga berkomentar mengenai potensi merger maupun akuisisi perusahaan lain. Pria yang akrab disapa Eka itu menjelaskan, aksi korporasi berpotensi mempercepat upaya perusahaan untuk tumbuh dan mendorong efisiensi.

“Itu karena ada beberapa (perusahaan) yang kuat di (model bisnis) business to business (B2B) maupun business to consumer (B2C),” ujar Eka.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan