Riset dari National Bureau of Economic Research (NBER) menyebutkan, peredaran bitcoin hanya terkonsentrasi di segelintir pemain. Hal ini bisa membawa risiko sistematik pada uang kripto jenis ini, termasuk kolusi untuk mengendalikan harga.
NBER mencatat, 10 ribu investor individu mengendalikan sekitar sepertiga dari jumlah bitcoin global. Sebanyak 1.000 di antaranya menguasai setidaknya tiga juta uang kripto varian ini.
Secara keseluruhan, perantara bitcoin mengendalikan sekitar 5,5 juta bitcoin per akhir tahun lalu. Sedangkan investor individu telah mengendalikan sekitar 8,5 juta bitcoin.
NBER juga menemukan, 10% penambang teratas mengendalikan 90% kapasitas penambangan bitcoin di dunia. Sebanyak 0,1% atau sekitar 50 penambang menguasai 50%.
"Ini menunjukkan bahwa ekosistem bitcoin masih didominasi oleh pemain besar dan terkonsentrasi, baik itu penambang besar, pemegang bitcoin, atau bursa,” kata para peneliti NBER Igor Makarov dan Antoinette Schoar dikutip dari South China Morning Post, Selasa (26/10).
Menurut NBER, konsentrasi tinggi seperti itu dapat membuat jaringan bitcoin rentan terhadap serangan. Sekelompok penambang juga rentan berkolusi untuk mengendalikan sebagian besar jaringan.
“Konsentrasi bitcoin membuatnya rentan terhadap risiko sistemik," kata para peneliti. Ini artinya, adopsi bitcoin cenderung jatuh secara tidak proporsional ke sekelompok kecil pemain.
Bitcoin merupakan jenis uang kripto yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar dibandingkan lainnya. Berdasarkan data Coinmarketcap, total kapitalisasi pasar uang kripto US$ 2,63 triliun atau Rp 37 kuadriliun saat ini. Sebanyak US$ 1,1 triliun atau Rp 15 kuadriliun di antaranya merupakan bitcoin.
Kapitalisasi pasar bitcoin saat ini melonjak jika dibandingkan dengan April yang mencapai US$ 1 miliar atau Rp 14 kuadriliun. Ini karena harga bitcoin terus meroket.
Awal bulan ini (5/10), harga bitcoin di perdagangan US$ 50 ribu atau Rp 707 juta. Harganya US$ 62.065 atau Rp 878 juta pada hari ini (27/10).
"Lonjakan harga ini masih akan terjadi hingga akhir tahun," kata CEO platform keuangan Yield App, Tim Frost dikutip dari Independent.
Sedangkan CoinGecko dan Blockfolio menilai, kapitalisasi pasar yang meningkat terjadi karena permintaan dari investor institusional dan ritel di bitcoin yang tinggi.
Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat (AS) Tesla misalnya, membeli bitcoin US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 21 triliun pada awal tahun. Kemudian PayPal mengadopsi bitcoin untuk pembayaran dan instrumen investasi.
Dua bank besar AS juga merambah mata uang kripto. Bank investasi Morgan Stanley memperbarui prospektus beberapa dana institusional untuk mencerminkan potensi eksposur ke bitcoin melalui Grayscale dan cash-settled futures atau kontrak berjangka yang diselesaikan secara tunai.
Grayscale adalah perusahaan manajemen investasi yang mengelola dana amanah (trust fund) cryptocurrency seperti bitcoin dan ethereum. Sedangkan cash-settled futures yakni metode penyelesaian yang digunakan dalam kontrak berjangka dan opsi tertentu.
Goldman Sachs juga menawarkan sarana investasi pertama untuk bitcoin dan aset digital lain kepada klien. Produk ini tersedia pada kuartal II.