Perusahaan dan selebritas Tanah Air yang meluncurkan NFT alias non-fungible token terus bertambah. Namun, pembeli diingatkan soal penipuan mengingat siapapun bisa menjual aset kripto ini di pasar cryptocurrency.
Jaringan toko ritel The Goods Dept berencana merilis NFT besok (23/12). “Peluncuran NFT secara privat dan revolusi ritel ke depan dari The Goods Dept,” demikian isi undangan yang diterima oleh Katadata.co.id, Rabu (22/12).
Pada Selasa (21/12), Bumilangit Digital Mediatama (BLDX) meluncurkan 737 NFT karakter Gundala dan Sri Asih. BLDX merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara Bumilangit Entertainment sebagai wadah kreator lokal dan PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX).
CNN melaporkan, NFT adalah aset digital yang menggambarkan objek asli seperti karya seni, musik, atau item yang terdapat pada video dan game dalam format JPEG, PNG, MP4, dan lainnya.
Aset digital itu tidak dapat digandakan atau diganti. NFT mengubah karya seni digital dan jenis barang koleksi lainnya menjadi satu-satunya. Dengan begitu, karya ini bisa diverifikasi keasliannya dan dapat diperdagangkan melalui blockchain.
Seniman NFT juga dapat menerima apresiasi sebesar-besarnya, karena harganya berbeda satu sama lain tergantung manfaat.
Pekan lalu, Syahrini meluncurkan NFT. “Welcome to The Metaverse. Saya sangat senang mengumumkan NFT pertama saya,” kata selebritas ini melalui akun Instagram @princesssyahrini, minggu lalu (13/12).
Syahrini berhasil menjual 17.800 NFT. Harganya 20 Binance USD (BUSD) atau sekitar Rp 287 ribu per NFT di bursa kripto Binance.
Sedangkan Luna Maya menjual NFT di Bakery Swap pada Juni. Namun jumlahnya sangat terbatas yakni hanya 10.
Pada September, Whisnu Santika dan grup band Souljah pun meluncurkan NFT. Aset kripto ini merupakan karya kolaborasi keduanya yang berjudul Keep On Moving.
Selain selebritas, pendiri Lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Denny JA menjual lukisan dalam bentuk NFT pada April. Karya berjudul 'A Portrait of Denny JA: 40 Years in the World of Ideas’ ini terjual 27,5 Wrapped ether (WETH) atau sekitar Rp 1 miliar.
Lukisan tersebut dilelang di pasar NFT Opensea. Sedangkan wrapped ether adalah token yang mewakili nilai ethereum.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun membuat akun NFT di Opensea. Ini bertujuan menjadi bursa bagi karya digital pelaku ekonomi kreatif (ekraf) untuk mendapatkan penawaran dari pasar global.
Coinbase dan The Verge pun menjabarkan empat cara membeli NFT, sebagai berikut:
1. Memerlukan dompet kripto
Dompet kripto tersebut harus kompatibel dengan ethereum. Aplikasi ini untuk menyimpan uang kripto, serta NFT apa pun yang dibuat atau beli.
Coinbase memiliki dompet sendiri yakni Coinbase Wallet. Selain itu, ada MateMask dari marketplace kripto, OpenSea, Foundation, dan lainnya.
Dompet kripto tersebut dapat diunduh di Apple App Store dan Google Play Store untuk ponsel. Platform ini juga bisa di download di komputer atau laptop.
Aplikasi dompet itu akan memberi Anda “seed phrase”, yaitu 12 kata acak. Ini dibutuhkan untuk memulihkan akun, memasang aplikasi atau mengatur dompet di perangkat baru. Oleh karena itu, seed phrase sangat penting untuk disimpan.
Jika kehilangan kata sandi dan/atau seed phrase keamanan, maka perusahaan tidak dapat membantu. Itu berarti Anda akan kehilangan akses ke cryptocurrency atau NFT apa pun yang disimpan di dompet tersebut.
2. Menghubungkan dompet dengan marketplace NFT
Ada lusinan platform yang memungkinkan Anda menjual NFT di berbagai macam blockchain. Beberapa di antaranya AtomicHub, Solsea berbasis Solana, OpenSea, Mintable, Nifty Gateway, dan Rarible.
Ada juga pasar khusus untuk jenis NFT yang lebih spesifik, seperti NBA Top Shot untuk sorotan video bola basket atau Valuables untuk melelang tweet seperti pendiri Twitter Jack Dorsey.
Jika Anda menggunakan OpenSea dan Rarible, maka hanya perlu mengklik tombol ‘Buat’ di kiri atas untuk menghubungkan dompet. Anda kemudian akan disajikan daftar dompet yang kompatibel. Lalu, pilih dompet yang akan diintegrasikan.
3. Membeli NFT secara lelang dan langsung
OpenSea dan Rarible memungkinkan pembeli menambahkan dana ke dompet untuk menyelesaikan pembelian. Namun, konsumen harus mengonversi atau langsung membeli cryptocurrency lain untuk membeli NFT Anda.
Beberapa item NFT dijual melalui lelang. Sedangkan yang lainnya dapat dibeli langsung melalui fitur ‘beli sekarang’.
Harga NFT beragam, tergantung pada kelangkaan barang.
4. Menyiapkan biaya transaksi
Anda juga harus membayar biaya untuk melakukan transaksi. Sebagian besar koleksi digital di OpenSea menggunakan blockchain ethereum, dan jaringan membebankan “gas fee”.
Gas fee adalah biaya untuk setiap transaksi di jaringan blockchain ethereum. Satuannya disebut Gwei. Harga gas naik dan turun tergantung pada seberapa sibuk jaringan.
Hampir semua yang dilakukan di blockchain, mulai dari mencetak NFT, mengirimnya ke orang lain hingga menawar untuk membeli, akan membutuhkan biaya.
Membayar gas fee juga tidak menjamin 100% transfer berhasil. Namun, The Verge melaporkan bahwa sebagian besar transaksi kemungkinan besar berhasil.
Jika sesuatu terjadi dan transaksi tidak selesai, pengguna tidak akan mendapatkan kembali gas fee yang sudah dibayarkan.
Oleh karena itu, pembeli harus memastikan ada ethereum tambahan untuk membayar biaya tersebut. Setelah dibeli, Anda dapat mengakses NFT melalui dompet kripto.
Popularitas NFT melonjak tahun ini. Data DappRadar menunjukkan, penjualan NFT mencapai US$ 10,7 miliar atau sekitar Rp 152 triliun pada kuartal III atau meningkat delapan kali lipat dibandingkan kuartal sebelumnya.
Di pasar NFT terbesar yakni OpenSea, penjualan mencapai US$ 2,6 miliar pada Oktober. Jumlahnya melonjak drastis dibandingkan Oktober 2020 sebesar US$ 4,8 juta.
Namun The Economis Times melaporkan bahwa aset kripto, termasuk NFT sebagian besar tidak diatur. “Siapa saja dapat membuat dan menjual NFT dan tidak ada jaminan nilainya,” demikian dikutip pada bulan lalu (18/11).
Pembeli NFT yang bertujuan untuk investasi bisa saja merugi, jika hype mereda.
Selain itu, banyak peserta menggunakan nama samaran, sehingga berisiko penipuan.