Samsung Sasar Peminat Kripto NFT Lewat Layanan TV Pintar

KATADATA/
Logo Samsung
4/1/2022, 09.41 WIB

Samsung meluncurkan fasilitas transaksi aset kripto NFT alias non-fungible token melalui TV pintar atau smart TV. Raksasa teknologi asal Korea Selatan itu menyasar peminat aset digital ini karena dianggap potensial.

NFT merupakan aset digital yang menjadi bukti kepemilikan barang. Aset ini dapat dibeli dengan mata uang kripto.

Contoh NFT meliputi karya seni, klip video, musik, dan sebagainya dalam format digital, seperti JPEG, PNG, MP4, dan lain-lain.

Layanan terbaru Samsung memungkinkan pelanggan membeli dan menjual NFT melalui platform terintegrasi yang tersedia di TV pintar. Sejumlah smart TV keluaran perusahaan seperti Micro LED, Neo QLED, dan The Frame akan tersedia untuk layanan ini.

"Pada 2022, Samsung memperkenalkan penjelajah NFT dan agregator pasar berbasis layar TV pertama di dunia. Platform inovatif yang memungkinkan Anda menelusuri, membeli, dan menampilkan karya seni favorit," kata Samsung dikutip dari Business Insider, Senin (3/1).

Namun, belum jelas platform atau pasar NFT mana yang akan disertakan untuk agregasi dengan TV pintar. Produsen ponsel ini pun berjanji layanan transaksi NFT tidak akan merusak kualitas gambar.

Tujuan Samsung meluncurkan layanan baru itu yakni meningkatkan pengalaman pengguna. Selain itu, pasarnya potensial.

"Dengan meningkatnya permintaan NFT, kebutuhan akan solusi untuk lanskap tampilan dan pembelian yang terfragmentasi saat ini tidak pernah sebesar ini," ujar Samsung.

Sebelum integrasi TV pintar, Samsung telah berinvestasi dalam proyek terkait NFT melalui perusahaan modal ventura, Samsung Next. Konglomerat ini pun berinvestasi di Axie Infinity, Dapper Labs, Forte, The Sandbox, dan SuperRare.

Selain Samsung, perusahaan global lain menyasar NFT. Tahun lalu, Coca-Cola bergabung dengan NFT untuk tujuan amal. Kemudian, Visa membeli NFT CryptoPunk, US$ 150 ribu. Adidas juga menjual NFT sendiri.

Di Indonesia, sejumlah perusahaan dan selebritas Tanah Air juga gencar meluncurkan NFT. Perusahaan jaringan toko ritel The Goods Dept misalnya, menjual 1.100 NFT. Bumilangit Digital Mediatama (BLDX) juga meluncurkan NFT karakter Gundala dan Sri Asih.

Selebriti Syahrini juga meluncurkan NFT. Syahrini berhasil menjual 17.800 NFT. Harganya 20 Binance USD (BUSD) atau sekitar Rp 287 ribu per NFT di bursa kripto Binance.

Sedangkan Luna Maya menjual NFT di Bakery Swap pada Juni. Namun jumlahnya sangat terbatas yakni hanya 10. Pada tahun lalu, Whisnu Santika dan grup band Souljah pun meluncurkan NFT. 

Selain perusahaan dan selebritas, pendiri Lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Denny JA menjual lukisan dalam bentuk NFT pada April 2021. Lukisan tersebut dilelang di pasar NFT Opensea. Sedangkan wrapped ether adalah token yang mewakili nilai ethereum.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun membuat akun NFT di Opensea. Ini bertujuan menjadi bursa bagi karya digital pelaku ekonomi kreatif (ekraf) untuk mendapatkan penawaran dari pasar global.

Berdasarkan data DappRadar, penjualan NFT US$ 10,7 miliar atau Rp 152 triliun secara global pada kuartal III 2021. Angka ini naik tajam dibandingkan kuartal I 2021 US$ 1,2 miliar (Rp 17 triliun) dan kuartal II US$ 1,3 miliar (Rp 18,5 triliun).

COO Tokocrypto Teguh Kurniawan Harmanda memprediksi NFT akan semakin menjadi tren tahun ini. "Ini juga seiring dengan pengetahuan mereka (masyarakat) soal manfaat dan peluang pertumbuhan ekonomi kreatif dan digital," kata Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) itu dalam siaran pers, Senin (3/1).

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan