Para penambang bitcoin eksodus dari Cina, setelah Beijing melarang penambangan kripto pada Mei 2021. Delapan bulan berlalu, Kazhakstan yang menjadi salah satu tujuan pengeduk cryptocurrency yang diusir, mengalami pemadaman internet.
Pemerintah Kazhakstan memadamkan jaringan internet sejak pekan lalu, karena krisis politik. Pemadaman itu membuat penambangan uang kripto tumbang.
Pelaku penambangan di Kazakhstan Didar Bekbau mengatakan, sejumlah lokasi penambangan bitcoin tumbang. "Tidak ada internet, jadi tidak ada penambangan," ujarnya dikutip dari CNBC Internasional, akhir pekan lalu (7/1).
Bekbau menjalankan perusahaan layanan hosting untuk penambang internasional bernama Xive. Ia menjual peralatan khusus yang dibutuhkan untuk menambang bitcoin dan kripto lainnya.
Meski tumbang, Bekbau optimistis perusahaannya beroperasi kembali dalam beberapa pekan ke depan. "Semuanya akan baik-baik saja," ujarnya.
Analis di perusahaan uang digital Kevin Zhang mengatakan, dampak pemadaman internet di Kazakhstan membuat 15% penambang bitcoin dunia offline. Sebab, negara ini merupakan tempat penambangan kripto terbesar kedua setelah Amerika Serikat (AS).
Menurut data Cambridge Center for Alternative Finance, Kazakhstan mempunyai pangsa pasar penambangan bitcoin 18,1% secara global.
Imbas pemadaman internet di Kazakhstan, harga bitcoin anjlok dalam sepekan. Berdasarkan data Coindesk, harga bitcoin sempat mencapai US$ 47 ribu per koin awal pekan lalu (4/1).
Harga uang kripto itu kini US$ 41.889 per koin. Bahkan, harganya hampir menyentuh US$ 40 ribu per koin.
VP of research di The Block mengatakan, beberapa jam setelah internet mati di Kazakhstan, tingkat hashrate bitcoin turun 12%. Hashrate ditentukan oleh kecocokan satu geografi dalam menampung pusat data yang besar.
Sedangkan analis di broker aset digital GlobalBlock Marcus Sotiriou mengatakan, hashrate bisa saja menyebabkan harga bitcoin anjlok. "Sebab, akan memberikan indikasi keamanan jaringan, sehingga penurunan dapat menakuti investor dalam jangka pendek," ujarnya dikutip dari Business Insider, akhir pekan lalu (7/1).
Kazakhstan dan AS menjadi pilihan bagi para penambang bitcoin yang diusir dari Cina. Pemerintah Tiongkok memperketat aturan terkait penambangan kripto, karena membutuhkan kapasitas listrik yang besar.
Namun, Kazakhstan juga tengah mengalami krisis politik karena protes masyarakat terhadap kenaikan harga bahan bakar sejak awal tahun (2/1). Aksi protes berubah menjadi kekerasan di sejumlah wilayah. Masa bahkan berusaha masuk ke kediaman Presiden Kassym-Jomart Kemeluly Tokayev.