Transaksi NFT atau non fungible token di marketplace OpenSea tumbuh pesat awal tahun ini. Pendiri OpenSea Devin Finzer dan Alex Atallah pun mendapat untung dan menjadi miliarder baru.
OpenSea mengklaim bahwa transaksi NFT mencetak rekor baru. Selama bulan ini, jual – beli aset digital di marketplace ini melampaui US$ 3,5 miliar atau Rp 50,2 triliun.
Angkanya mengalahkan rekor tahun lalu US$ 3,42 miliar atau Rp 49 triliun pada Agustus 2021, berdasarkan data dari Dune Analytics.
Lonjakan transaksi itu terjadi karena kenaikan harga dari beberapa koleksi NFT pengguna OpenSea. "Banyak juga NFT populer yang berkontribusi pada keuntungan yang dihasilkan oleh OpenSea," demikian dikutip dari Gadgets 360, Selasa (18/1).
NFT merupakan aset digital yang menggambarkan objek asli seperti karya seni, musik, atau item yang terdapat pada video dan game dalam format JPEG, PNG, MP4, dan lainnya. Aset sejenis kripto ini tidak dapat digandakan atau diganti.
Aset digital itu kini digandrungi oleh para pesohor, seperti selebritas internasional Snoop Dogg, Eminem, Steve Harvey, Amitabh Bachchan hingga Salman Khan.
Di Indonesia, transaksi NFT juga menjadi tren. Utamanya, setelah Ghozali Everyday meraup miliaran rupiah berkat menjual NFT foto diri (selfie).
Koki selebritas Arnold Purnono atau yang lebih dikenal dengan Chef Arnold dan selebgram Reza Arab pun mengaku menjadi pembeli NFTd Ghozali.
Warga Indonesia lainnya pun mengikuti langkah Ghozali dengan menjual NFT berupa foto bakso, seblak, dan lainnya. Namun ada juga yang melanggar peraturan dengan mengunggah NFT foto Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau orang tidak dikenal tanpa izin.
Seiring dengan pertumbuhan transaksi itu, OpenSea berhasil mengumpulkan pendanaan seri C US$ 300 juta atau Rp 4,2 triliun. Investasi ini dipimpin oleh investor modal ventura Paradigm dan Coatue.
Melalui penggalangan dana tersebut, valuasi OpenSea melonjak menjadi US$ 13,3 miliar atau Rp 190 triliun.
Hal itu membuat pendirinya yakni Devin Finzer dan Alex Atallah menjadi miliarder baru. Forbes melaporkan, dengan perkiraan keduanya memiliki 18,5% saham di OpenSea, maka kekayaan masing-masing US$ 2,2 miliar atau Rp 31,5 triliun.
"Pendiri OpenSea telah bergabung dengan klub tiga koma atau miliarder global," demikian dikutip dari Forbes, dua pekan lalu (5/1).
Finzer dan Atallah sama-sama berusia sekitar 30 tahun. Mereka mendirikan OpenSea pada 2017. Finzer menjadi CEO dan Atallah CTO OpenSea.
Sebelum mendirikan OpenSea, Finzer sempat bekerja sebagai engineer perangkat lunak (software) di Pinterest. Pada 2015, ia mendirikan startup pertamanya, Claimdog yang bergerak di bidang mesin pencari. Perusahaan rintisan ini kemudian dijual ke Credit Karma.
Finzer lalu mulai tertarik dengan dunia kripto dan NFT pada 2017. Tahun itu, ia mengajak Atallah untuk mendirikan marketplace NFT bernama OpenSea.
“Visi kami adalah menjadi tujuan bagi ekonomi digital terbuka baru ini untuk berkembang,” kata Finzer.
Atallah merupakan ahli spreadsheet. Ia pernah bekerja di startup Zugata dan Whatsgoodly.
Dilansir dari laman resm, OpenSea menjadi pasar umum terbesar untuk pengguna aset digital yang mendukung banyak blockchain. Melalui marketplace ini, pengguna dapat membuat NFT secara gratis dan menawarkan pembelian atau lelang langsung.
OpenSea didasarkan pada standar uang kripto Ethereum dan Polygon. Ini merupakan standar transaksi antarmuka menggunakan uang kripto (cryptocurrency) yang tidak dapat dipertukarkan, seperti akta untuk karya seni atau lagu.