Penjualan non-fungible token (NFT) mencapai US$ 17,6 miliar atau sekitar Rp 251,6 triliun tahun lalu. Nilainya melonjak 21.000% dibandingkan 2020 US$ 82 juta atau Rp 1,2 triliun.

CNN melaporkan, NFT adalah aset digital yang menggambarkan objek asli seperti karya seni, musik, atau item yang terdapat pada video dan game. Aset digital ini tidak dapat digandakan atau diganti.

NFT mengubah karya seni digital dan jenis barang koleksi lainnya menjadi satu-satunya. Dengan begitu, karya ini bisa diverifikasi keasliannya dan dapat diperdagangkan melalui blockchain.

NFT yang mewakili kolase seniman digital Beeple terjual dengan rekor US$ 69 juta di lelang Christie. Sedangkan koleksi populer seperti Bored Ape Yacht Club memikat pembeli selebritas seperti Jimmy Fallon hingga Snoop Dogg.

“Kami melihat pertumbuhan eksponensial selama setahun terakhir,” ujar salah satu pendiri perusahaan data NFT Nonfungible.com Gauthier Zuppinger kepada CNBC Internasional, Kamis (10/3).

Meski begitu, perkiraan penjualan NFT oleh Nonfungible.com itu di bawah proyeksi analisis blockchain Chainalysis lebih dari US$ 40 miliar atau sekitar Rp 571,9 triliun.

Zuppinger mengatakan, prediksi itu tergantung metodologi perusahaan untuk mengukur volume perdagangan NFT yang sah. Data Nonfungible.com mengesampingkan transaksi yang melibatkan bot, serta praktik investor secara bersamaan membeli dan menjual aset untuk meningkatkan aktivitas pasar secara artifisial.

Nonfungible.com pun mencatat, lebih dari 2,5 juta pemilik dompet kripto untuk memperdagangkan NFT tahun lalu. Jumlahnya naik dari hanya 89 ribu pada 2020.

Sedangkan jumlah pembeli NFT melonjak dari 75 ribu menjadi 2,3 juta.

Investor menghasilkan total keuntungan US$ 5,4 miliar dari penjualan NFT tahun lalu. Lebih dari 470 dompet menghasilkan keuntungan lebih dari US$ 1 juta.

Kategori NFT yang paling populer adalah barang koleksi, yang menghasilkan penjualan US$ 8,4 miliar. NFT game seperti Axie Infinity mewakili kategori terbesar kedua, mengumpulkan US$ 5,2 miliar dalam penjualan.

Nonfungible.com juga mencatat ada pergeseran fokus ke metaverse pada akhir tahun.  Banyak orang menjual tanah digital dan proyek lain di luar angkasa dengan total US$ 514 juta.

Zuppinger tidak memprediksi bahwa nilai transaksi NFT melonjak secara dramatis tahun ini. Volume rata-rata sekitar US$ 687 juta per minggu sejauh ini pada 2022.

Volume rata-rata transaksi NFT itu di bawah tahun lalu US$ 620 juta per minggu.

“Yang menarik adalah kami melihat lebih sedikit orang, lebih sedikit pembeli, lebih sedikit penjualan,” kata Zuppinger.

“Komunitas global mungkin telah menurun karena spekulasi dan hilangnya minat pada koleksi. Tetapi pasar global masih sangat tinggi dan nilai dari beberapa aset ini terus meningkat,” tambah dia.

Zuppinger memperkirakan, lebih banyak perusahaan besar dan lembaga keuangan memasuki pasar. Namun, lebih banyak aset spekulatif mulai menghilang.

Sejumlah merek besar, termasuk Visa dan Nike, ikut serta dalam bisnis NFT tahun lalu.