Bappebti Akan Luncurkan Bursa Kripto Indonesia Pekan Ini

Katadata
Ilustrasi bitcoin
28/3/2022, 13.13 WIB

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menargetkan peluncuran bursa kripto pada akhir Maret atau pekan ini. Pembentukan bursa  khusus untuk perdagangan aset digital ini masih dalam tahap finalisasi.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti Tirta Karma Sanjaya mengatakan, secara teknis, bursa kripto siap meluncur pekan ini. "Calon bursa secara sistem dan infrastruktur sudah cukup memenuhi," katanya kepada Katadata.co.id, Senin (28/3).

Bursa kripto nantinya dikelola oleh Digital Futures Exchange (DFX). Pengelola telah memenuhi sejumlah persyaratan, seperti modal yang harus disetor hingga sistem operasi.

Namun, saat ini Bappebti masih melakukan finalisasi. Proses ini dilakukan agar bursa bisa berjalan optimal.

"Perlu juga disiapkan secara paralel ekosistem lainnya, yaitu kliring dan kustodian, agar dapat terbentuk bersama," ujar Tirta.

Tirta mengatakan, bursa khusus kripto akan memberi dampak positif, di antaranya memudahkan pencatatan transaksi atau price discovery dan price reference dari seluruh pedagang.

Bursa juga bertugas mengawasi dan memastikan pencairan dana yang dijamin oleh kliring. Ini karena 70% dana disimpan di kliring. 

Kemudian, bursa memberi jaminan aset kripto karena 70% aset disimpan di kustodian.

Bappebti menyiapkan 229 jenis aset kripto yang bisa ditransaksikan. Ini termasuk bitcoin dan ethereum yang mempunyai kapitalisasi pasar terbesar di dunia.

Sedangkan, ada 18 calon pedagang yang terdaftar di Bappebti. Terdapat satu perusahaan yang dibekukan Bappebti karena tidak memenuhi kewajiban.

Sebelumnya, Bappebti menargetkan peluncuran bursa pada akhir tahun lalu. Namun, target itu mundur menjadi bulan ini.

Bappebti meluncurkan bursa kripto karena jumlah investor kripto kian marak di Indonesia. Bappebti mencatat, jumlah investor kripto mencapai 12,4 juta per Februari. Jumlahnya melampaui pasar modal 8,1 juta.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bappebti Indrasari Wisnu Wardhana mengatakan, transaksi aset kripto Rp 83,8 triliun. “Jumlah pelanggan 12,4 juta orang atau bertambah 532.102 dibandingkan 2021," katanya saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR yang disiarkan virtual, dikutip dari Antara, pekan lalu (24/3).

Sedangkan sepanjang tahun lalu, transaksi kripto seperti bitcoin dan ethereum mencapai Rp 859,4 triliun. Jumlah investornya 11,2 juta per 2021.

Nilai transaksi kripto sepanjang 2021 melonjak 1.222,8% dibandingkan 2020 sebesar Rp 64,9 triliun. Menurut Wisnu, peningkatan transaksi mencapai puncaknya pada April dan Mei 2021.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan