Deretan Fintech Indonesia Masif Rambah Pasar Luar Negeri

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Fintech
11/5/2022, 16.57 WIB

Startup teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) Modalku resmi berekspansi ke Vietnam. Ada beberapa perusahaan rintisan di sektor ini yang berencana ekspansi pada 2022.

Dengan ekspansi tersebut, Modalku resmi beroperasi di lima negara yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Di Vietnam, Modalku akan melayani Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada sejumlah sektor seperti pendidikan, ritel, teknologi, dan Fast Moving Consumer Goods (FMCG).

Modalku akan menawarkan produk seperti pembiayaan perdagangan, inventaris, piutang dan utang di kota Ho Chi Minh, Hanoi, dan sekitarnya. Fintech ini juga berencana meluncurkan pendanaan digital dengan mata uang lokal secara nasional pada pertengahan tahun ini.

Selain itu, Modalku akan memberikan pembiayaan kepada UMKM dengan sistem kredit berbasis kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI). 

"Vietnam selalu menjadi bagian dari rencana ekspansi kami," kata Co-Founder sekaligus CEO Modalku Reynold Wijaya dalam siaran pers, Selasa sore (10/5).

Ekspansi Modalku ke Vietnam seiring dengan pendanaan yang diterima Modalku dari raksasa teknologi Vietnam VNG Corporation awal tahun ini. VNG menginvestasikan US$ 22,5 juta di Grup Modalku sebagai bagian dari pendanaan seri C+.

Dengan ekspansi tersebut, VNG akan mendukung Modalku untuk cepat beradaptasi dengan pasar lokal. Dengan begitu, dapat memberikan solusi yang disesuaikan kebutuhan pebisnis di Vietnam.

Selain Modalku, ada beberapa fintech Indonesia yang berencana ekspansi ke negara lain. Ini termasuk fintech di sub-sektor lain seperti pembayaran.

"Ada 21% dari total pemain fintech pembayaran digital yang memiliki rencana untuk memperluas jangkauan mereka ke pasar luar negeri dalam satu sampai dua tahun ke depan,” demikian dikutip dari laporan Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) bertajuk Annual Members Survey 2021, pekan lalu (6/4).

Fintech masif ekspansi setelah sebelumnya menunda rencana ini akibat pandemi corona. Rinciannya sebagai berikut:

Fintech yang masif ekspansi yakni:

1. Xendit

Xendit hadir di Indonesia dan Filipina. Tahun lalu, fintech payment gateway ini berhasil mengumpulkan US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun dalam putaran pendanaan seri C dan menjadi unicorn.

Fintech tersebut akan menggunakan dana segar itu untuk ekspansi ke negara lain. "Fokus utama kami untuk lebih regionalisasi dan memperluas rangkaian produk," kata Chief Operating Officer Xendit Tessa Wijaya dikutip dari TechCrunch, tahun lalu (14/9/2021).

2. GoPay

Fintech di bawah naungan GoTo bakal berfokus menyasar pasar Vietnam dan Singapura. Ini sejalan dengan rencana bisnis induk perusahaan.

3. Kredit Pintar

Kredit Pintar juga berencana ekspansi ke negara lain di Asia Tenggara. Dikutip dari laman marketplace loan Mintos, Kredit Pintar sudah hadir di Filipina sejak 2018.

Perusahaan seinduk alias sister company, Neuroncredit Financing Company Inc hadir juga di Filipina pada April 2019. Alhasil, namanya berubah dari Kredit Pintar PH menjadi Atome PH.

“Kredit Pintar berencana ekspansi ke Vietnam dan India,” demikian dikutip dari blog Mintos, pada awal 2019 lalu (18/4/2019).

Pada akhir 2019, VP President Kredit Pintar Boan Sianipar pun membenarkan hal itu. "Kami mencari negara yang kondisinya mirip dengan Indonesia. Di mana fintech lain sudah masuk wilayah itu, dan secara regulasi jelas," ujar dia saat ditemui di Jakarta, 2019 lalu (20/12/2019).

4. Kredivo

Kredivo telah merambah pasar Vietnam melalui perusahaan patungan (joint venture) Phoenix Holding tahun lalu.

Phoenix Holding diklaim menjadi pionir perusahaan investasi keluarga di Vietnam dengan portofolio terdiversifikasi di sektor konsumen, layanan keuangan, ritel, dan teknologi.

5. Investree

Fintech lending ini telah beroperasi di Indonesia dan Filipina. Investree mendapatkan izin operasional di Filipina sebagai penyelenggara crowdfunding dengan nama Investree Philippines.

7. Modalku

Fintech lending itu beroperasi di lima negara yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan