Harga kripto seperti bitcoin dan terra luna melorot tajam bulan ini. Di tengah kondisi ini, pemimpin crypto dari 15 negara menghadiri konferensi blockchain Everpoint di Bali, pada 6 – 7 Mei.

Konferensi tersebut dalam rangka memperingati ulang tahun kedua blockchain dan komunitas Everscale. Selain itu, menandakan ekspansi jaringan ke pasar Asia.

Pembicara panel dan tamu yang hadir dalam konferensi Everpoint membahas beberapa masalah paling mendesak di industri ini, termasuk masa depan blockchain dan kripto di Indonesia, Decentralized Autonomous Organization atau DAO, serta potensi di balik mata uang digital bank sentral (CBDC) dan stablecoin.

“Acara ini menandai langkah signifikan bagi Bali dan Indonesia, karena merupakan acara kripto internasional terbesar yang diadakan di sana sejak awal Covid-19,” demikian dikutip dari keterangan pers Everscale, Jumat (13/5).

Tanah Air dinilai menjadi lokasi menarik untuk pengembang teknologi dan pengusaha kripto dari seluruh dunia. Saat ini, sudah ada 18 bursa kripto yang beroperasi secara resmi di Indonesia. Selain itu, ada beberapa yang sedang dalam proses perizinan.

Konferensi Everpoint dihadiri oleh para pemimpin industri dari seluruh dunia. Pembicaranya seperti Founder masamune.io Aditya Uozumi, CEO x0swap.com Andry Suhaili, Founder IndoCoin Nusantara trust Ltd Henri Morgan Napitupulu, Founder coinstore.com Irvan Tisnabudi, MX Global Founder Fadzli Shah Bin Anuar.

Selain itu, CEO Pi Union Capital Kevin R Smith, CEO pertukaran ZBX.com David Pulis, Co-founder WARP Capital Sergey Dzhurinsky, Wakil Presiden Senior Grup Asuransi Qatar Zehan Teoh, dan Moonstruck CTO Pavle Batuta.

Kemudian, Direktur Investasi Algalon Capital Alexey Antonov, Xangle CBDO Bo (Young Sik) KIM, Pendiri Minergate Vladimir Maslyakov, Pemimpin Redaksi Cointelegraph Kristina Lucrezia Corner, dan Vasiliy Smekalov dari ever.fund GP.

Salah satu yang dibahas yakni terkait masalah utama yang dihadapi kripto di seluruh dunia. Tantangan yang dimaksud yaitu kerangka peraturan yang berubah di berbagai negara.

“Indonesia mulai memantapkan dirinya sebagai surga kripto,” demikian dikutip dari keterangan pers. Jumlah investor kripto di Tanah Air sebagai berikut:

Dari perspektif peraturan, ada dua faktor berbeda yang berperan yakni pembuatan dan  perdagangan aset digital. Untuk produsen aset digital, lanskap peraturan masih relatif belum berkembang.

“Siapa pun yang memiliki sumber daya dan keinginan untuk melakukannya dapat menciptakan aset mereka sendiri,” demikian dikutip.

Selain itu, kesediaan pemerintah untuk bekerja sama dengan proyek kripto cukup membantu. Di Indonesia, pendaftaran bisa diajukan ke Kementerian Perdagangan dan Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Untuk pertukaran kripto yang memfasilitasi perdagangan aset digital, peraturan di Nusantara dinilai sudah cukup maju. Untuk beroperasi di dalam negeri, pertukaran crypto harus mendapatkan semua lisensi dan izin dari kementerian dan otoritas lokal terkait.

“Perkembangan regulasi di Indonesia membantu menjadikan investasi di aset digital lebih aman dan mudah,” demikian dikutip.

Pembicara di konferensi tersebut juga membahas masalah besar lainnya seperti komplikasi ekologis bitcoin. Selain itu, bagaimana teknologi blockchain dapat diselaraskan dengan prinsip-prinsip ESG atau environment, social, and good governance.

Ada konsensus di antara pembicara bahwa perkembangan teknologi baru di ‘ruang angkasa’ bertujuan menciptakan solusi yang berkelanjutan dan cepat. Selain itu, membangun jembatan antara blockchain yang akan menciptakan ekosistem yang lebih terintegrasi dibandingkan dengan yang sudah ada.

Di satu sisi, konferensi tersebut berlangsung di tengah penurunan harga sejumlah kripto. Harga Terra Luna misalnya, anjlok 98% dalam sehari menjadi Rp 111 per Pukul 10.34 WIB hari ini (13/5).

Berdasarkan data CoinMarketCap, harga Terra Luna Rp 1,2 juta pekan lalu (4/5). Harganya juga sempat mencapai Rp 1,7 juta bulan lalu.

Kini, penurunan harga Terra Luna merupakan yang tertinggi dibandingkan kripto lainnya. Rinciannya sebagai berikut:

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan