Amerika Serikat (AS) mengumumkan inflasi Juni 9,1% atau tertinggi sejak November 1981, dan terancam resesi. Di tengah kondisi ini, pengembang dan penambang kripto yang bangkrut terus bertambah.
Yang terbaru, pengembang token kripto Celsius yakni Celsius Network mengajukan kebangkrutan ke Pengadilan Kepailitan AS untuk Distrik Selatan New York pada Kamis (14/7). Perusahaan ini mencatatkan defisit US$ 1,19 miliar.
Celsius yang berbasis di New Jersey membekukan penarikan bulan lalu. “Alasannya kondisi pasar ‘ekstrem,” demikian dikutip dari Reuters, Jumat (15/7).
Pengembang kripto itu juga memotong akses ke tabungan bagi investor individu dan mengirimkan getaran melalui pasar cryptocurrency.
Setidaknya ada enam pengembang kripto yang mengajukan kebangkrutan. Dua di antaranya bangkrut tahun lalu. Berikut rinciannya:
1. Celsius Network
Dalam pengajuan di pengadilan, Celsius mengatakan bahwa perusahaan memiliki klaim US$ 40 juta terhadap Three Arrows Capital. Three Arrows Capital merupakan hedge fund berbasis di Singapura mengajukan kebangkrutan awal bulan ini.
Celsius Network memperkirakan aset dan kewajibannya sekitar US$ 1 miliar hingga US$ 10 miliar, dengan lebih dari 100.000 kreditur. Perusahaan memiliki uang tunai US$ 167 juta.
Mereka memiliki sekitar 23 ribu pinjaman kepada peminjam ritel dengan total US$ 411 juta per Rabu (13/7). Pinjaman ini didukung oleh jaminan dengan nilai pasar US$ 765,5 juta dalam aset digital.
2. Three Arrows Capital
Three Arrows Capital yang mengajukan kebangkrutan awal Juli, terkena krisis likuiditas dalam ekosistem kripto. Perusahaan ini gagal membayar utang, sehingga mengalami krisis likuiditas.
Three Arrows Capital kehilangan sekitar US$ 400 juta selama krisis likuiditas ini. “Runtuhnya Three Arrows Capital memicu jatuhnya banyak perusahaan lain di seluruh ruang kripto,” kata analis GlobalBlock Marcus Sotiriou dikutip dari Business Insider, Senin (4/7).
3. Compass Mining
Kemudian, perusahaan hosting kripto, Compass Mining kehilangan salah satu fasilitas yang berbasis di Maine, AS. Sebab, pemilik tempat hosting Dynamics Mining ini mengakhiri perjanjian dengan Compass Mining.
Dynamics juga mengklaim bahwa Compass gagal membayar tagihan listrik yang diperlukan. Perusahaan menuduh Compass memiliki enam pembayaran terlambat terkait tagihan utilitas dan biaya hosting.
Menurut Dynamics, tagihan konsumsi daya mencapai US$ 1,2 juta. Sedangkan Compass hanya membayar sekitar US$ 665 ribu.
Compass mengklaim telah memberikan uang yang diperlukan untuk tagihan itu. Tetapi Dynamics menuduh, uang itu digunakan untuk membangun fasilitas lain sebagai gantinya.
Compass Mining merupakan perusahaan hosting kripto yang menyediakan fasilitas penambangan bernama ASIC. Para penambang kripto bisa memakai perangkat keras dari Compass Mining untuk menghasilkan bitcoin.
4. Voyager Digital Ltd
Pemberi pinjaman crypto AS lainnya, Voyager Digital Ltd juga mengajukan kebangkrutan bulan ini setelah menangguhkan penarikan dan penyetoran. Vault Singapura, pemberi pinjaman yang lebih kecil, juga membekukan penarikan bulan ini.
5. Vebitcoin
Bursa kripto Vebitcoin menghentikan semua aktivitas transaksi di platform awal tahun lalu (23/4/2021). BBC melaporkan, otoritas hukum Turki menangkap empat orang terkait Vebitcoin dengan tuduhan penipuan.
Aparat juga menyelidiki dan memblokir akun platform tersebut.
6. Thodex
Bursa kripto Thodex mengajukan kebangkrutan karena mengalami masalah keuangan pada awal tahun lalu. Aparat hukum Turki memburu orang-orang yang bekerja di bursa kripto ini.
Pemerintah Turki juga memblokir rekening perusahaan Thodex. Kepolisian juga menggerebek kantor pusatnya di Istanbul.
Penambang Kripto Jual Murah Bitcoin
Arcane Research mengungkapkan bahwa penambang kripto bitcoin juga terpaksa menjual murah lebih dari 100% produksi mereka. Perusahaan penambang seperti Bitfarms, Riot Blockchain, dan Core Scientific misalnya, mengumumkan penjualan dan tidak lagi menahan produksi bitcoin harian.
"Turunnya profitabilitas pertambangan memaksa para penambang meningkatkan penjualan menjadi lebih dari 100%. Kondisi memburuk pada Juni, yang berarti mereka kemungkinan akan menjual lebih banyak lagi," kata analis Arcane Jaran Mellerud dikutip dari Reuters, bulan lalu (28/6).
Peneliti di MacroHive juga mencatat bahwa jumlah koin yang dikirim penambang ke bursa kripto terus meningkat sejak 7 Juni. Ini merupakan tanda bahwa penambang meningkatkan likuidasi koin mereka di bursa.
Berdasarkan data dari Bitinfocharts, profitabilitas penambangan yang dihitung berdasarkan ukuran dolar harian per terahash per detik telah mencapai posisi terendah sejak Oktober 2020.
Pendapatan bandar kripto itu turun seiring dengan harga sejumlah cryptocurrency yang juga anjlok. Harga bitcoin misalnya, turun 70% lebih dibandingkan level tertinggi sepanjang masa pada November 2021, yakni US$ 68.000 per koin.