Startup teknologi finansial (fintech) Kredivo berkerja sama dengan PT Bank DBS Indonesia menyalurkan pinjaman senilai Rp 2 triliun. Kredivo akan memperluas layanan kredit terutama para pengguna di pasar tier 2 dan tier 3.
Kredivo dan Bank DBS telah menjalin kerja sama joint financing sejak 2020. Awalnya Bank DBS menyalurkan dana joint financing senilai Rp 500 miliar. Kemudian, Bank DBS meningkatkan limit joint financing menjadi Rp 1 triliun pada 2021.
CEO of Kredivo Indonesia Umang Rustagi mengatakan, penambahan limit joint financing tahun ini menguatkan potensi industri fintech dalam membuka akses pinjaman ke masyarakat. "Kerja sama ini juga memungkinkan kami untuk terus menghadirkan layanan kredit bagi lebih dari 5 juta pengguna," ujarnya dalam konferensi pers pada Rabu (20/7) di Jakarta.
Ia mengatakan, Kredivo juga akan memperluas jangkauan pengguna melalui pendanaan tersebut. "Kami akan terus bertumbuh hingga mencapai puluhan juta pengguna dalam beberapa tahun ke depan," ujarnya.
Salah satu strategi perluasan pengguna yang dilakukan melalui dana ini adalah masuk ke pasar kota tier 2 dan tier 3. Ini dilakukan karena potensi pasar di wilayah tersebut besar.
Berdasarkan riset Kredivo bersama Katadata Insight Center (KIC) bertajuk ’Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia’, pada 2021 proporsi jumlah transaksi dan nilai transaksi e-commerce di kota-kota tier 2 meningkat.
Jumlah transaksi naik dari 31% menjadi 34% dari total transaksi di tahun tersebut, sementara nilai transaksi meningkat dari 28 persen pada tahun sebelumnya menjadi 30%.
Kredivo menyediakan layanan pembayaran dengan cara mencicil atau paylater di e-commerce. Sedangkan, ada 38% konsumen yang berbelanja online menggunakan paylater dalam setahun terakhir. Angkanya meningkat dibandingkan tahun lalu sebesar 28%.
Consumer Banking Director of Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung mengatakan, perusahaan berkerja sama dengan Kredivo salah satunya karena melihat potensi pasar paylater. "Kami lihat paylater bukan hanya peluang tapi jadi gaya hidup," katanya.
Selain itu, menurutnya visi dan misi kedua perusahaan sama-sama ingin memberikan solusi keuangan yang mudah bagi masyarakat. "Kemudian, kami berkerja sama dengan Kredivo mengandalkan basis dan teknologi mumpuni," katanya.
Berdasarkan data Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) mencatat, total pendanaan untuk teknologi finansial di Indonesia melonjak pada kuartal III 2021. Nilainya pun telah mencapai rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir. Berikut grafik Databoks: