Analis memperkirakan harga kripto bitcoin anjlok menjadi di bawah Rp 200 juta. Ini karena ada ancaman resesi ekonomi dan lonjakan inflasi.
Berdasarkan data CoinMarketCap, sejumlah cryptocurrency berada di zona hijau sore hari ini (27/7). Bitcoin misalnya, tumbuh 1,3% menjadi US$ 21.370 (Rp 320,8 juta) dan ethereum naik 3,9% menjadi US$ 1.466.
Sejumlah kripto lainnya seperti solana naik 3,4%, BNB 4%, dogecoin 2%, dan shiba inu 3,3%.
Akan tetapi, Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan bahwa pola pergerakan harga kripto hari ini merupakan kenaikan tipis. Sebab, investormasih diselimuti oleh bayang-bayang sentimen makroekonomi yang kuat.
"Investor secara umum masih menahan diri untuk terjun lebih jauh ke market kripto," kata Afid dalam siaran pers, Rabu (27/7).
Investor mengantisipasi dua pengumuman penting yang akan menggambar situasi makroekonomi lebih jauh. Keduanya yakni:
- Suku bunga acuan Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed
- Laporan data Produk Domestik Bruto (PDB) AS
Kedua hal itu bakal menentukan ancaman resesi yang menjadi bayang-bayang semua industri, termasuk kripto.
Menurutnya, bitcoin masih tertahan di level support krusial yakni US$ 20.500. Titik support ini menjadi penentu dari ketahanan harga bitcoin.
Apabila melewati level tersebut, maka harga bitcoin kemungkinan kembali di bawah US$ 20 ribu. Selain itu, selanjutnya berada pada harga US$ 18.900.
Selain itu, Founder and Managing Partner of Fairlead Strategies Katie Stockton mencatat bahwa secara teknis, bitcoin terlihat overbought dalam jangka pendek. Kondisi ini membuat bitcoin mencapai harga US$ 18.300 hingga US$ 19.500.
“Jika itu terlampaui, harga bisa merosot hingga US$ 13.900,” ujar Katie dikutip dari MarketWatch.
Meski begitu, analis lainnya optimistis harga kripto akan meningkat. “Jika investor kripto dapat menahan kemungkinan volatilitas yang diinduksi The Fed pekan ini, seharusnya terjadi kenaikan pada Rabu (27/7)," kata salah satu pendiri perusahaan pemberi pinjaman kripto Nexo Antoni Trenchev dikutip dari Bloomberg, Senin (25/7).
Ia memperkirakan, harga bitcoin bisa naik menjadi US$ 24 ribu.
CEO Bensignor Group Rick Bensignor juga memprediksi, harga bitcoin naik ke level US$ 30 ribu. "Bitcoin dapat menuju harga tersebut sebelum menemui beberapa hambatan teknis," katanya.
Analis pasar kripto di bursa kripto Jepang Bitbank Yuya Hasegawa juga mengatakan, akan terjadi pembalikan tren di kripto. Perlambatan harga crypto saat ini menurutnya merupakan jaminan atas kenaikan suku bunga The Fed.
"Namun, prospek jangka pendek untuk bitcoin adalah bullish dan bisa mencapai sekitar US$ 29 ribu," ujarnya.