Pengguna Twitter yang mengaku sebagai pemberi pinjaman (lender) TaniFund mencuit bahwa mereka belum mendapatkan uang mereka kembali. Di satu sisi, aplikasi startup teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) di bawah TaniHub ini hilang dari aplikasi Pay Store.
TaniHub Group memiliki layanan e-commerce TaniHub, TaniSupply dan fintech lending TaniFund.
Katadata.co.id sudah mengonfirmasi hal tersebut kepada TaniHub. Namun belum ada tanggapan.
Katadata.co.id juga telah mengonfirmasi keluhan para lender kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Akan tetapi belum ada respons.
Sedangkan pengguna di Twitter yang mengaku sebagai lender TaniFund mengeluhkan dana mereka yang tak kunjung kembali. Sebagaimana diketahui, fintech lending menghimpun dana dari lender individu dan institusi untuk kemudian disalurkan dalam bentuk pinjaman.
TaniFund berfokus memberikan pinjaman kepada petani. Berdasarkan laman resminya, startup fintech lending ini sudah menyalurkan kredit Rp 520,68 miliar.
Sebanyak Rp 382,93 miliar sudah lunas. Sedangkan Rp 137,75 miliar belum dibayarkan atau masih berjalan.
Tingkat pengembalian pinjaman maksimal 90 hari atau TKB 90 TaniFund pun hanya 58,56%. Ini artinya, 51,44% peminjam tak mampu membayar pinjaman alias kredit macet kurang dari 90 hari.
Investor pun mengeluhkan dana mereka belum kembali. “Tolong TaniFund, proyek saya ada lima, tetapi tidak ada progres sama sekali sejak awal tahun,” kata @freesaste di Twitter, Senin (26/9).
Salah satu investor Pringadi Abdi Surya mengatakan, TKB 90 TaniFund sebelumnya masih 100%. “Sampai September 2021 masih 100%,” kata dia melalui akun YouTube-nya, dua bulan lalu.
Investor TaniFund lainnya William Sumoro mengeluhkan hal yang sama. “(Dana yang menyangkut) Rp 100 (juta) ke atas,” ujar dia dalam channel YouTube yang sama.
Padahal, nama TaniHub sempat disebut Joko Widodo (Jokowi) dalam debat calon presiden (capres) pada 2019. Saat itu, Jokowi menjawab Prabowo Subianto soal sektor pertanian Indonesia pada era Industri 4.0.
“Saya meyakini bahwa kita akan menyongsong revolusi Industri 4.0 dengan optimistis. Coba kita lihat, sekarang ini produk petani sudah masuk ke marketplace. TaniHub coba dilihat, sudah memasarkan produk-produk petani dari produsen langsung ke konsumen sehingga harganya bisa di-cut,” kata Jokowi, pada 17 Februari 2019.
TaniHub Group juga meraih pendanaan seri B US$ 65,5 juta atau sekitar Rp 942 miliar pada Mei tahun lalu (21/5/2021).
Pada Februari, TaniHub menghentikan operasional dua warehouse atau pergudangan yakni di Bandung dan Bali. Startup pertanian ini juga melakukan Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK karyawan.
Senior Corporate Communication Manager TaniHub Group Bhisma Adinaya menjelaskan, perusahaan ingin mempertajam fokus bisnis. Caranya, dengan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan Business to Business (B2B) seperti hotel, restoran, kafe, modern trade, general trade, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta mitra strategis.
“Nantinya, serapan hasil panen petani semakin membesar. Dengan demikian, kami menghentikan juga kegiatan berkaitan dengan Business to Costumer (B2C) atau yang melayani konsumen rumah tangga,” ujar Bhisma kepada Katadata.co.id, pada Februari (26/2).
Oleh karena itu, perusahaan melakukan PHK karyawan. “Terkait dengan penajaman fokus bisnis ini, memang ada pegawai di dalamnya yang terkena dampak,” kata dia.