Investor Kripto RI Diincar Penipu Modus ‘Pig Butchering’, Apa Itu?

Unsplash/Brian Wangenheim
Ilustrasi cara mining Bitcoin
Penulis: Desy Setyowati
13/10/2022, 11.36 WIB

Investor kripto di Indonesia mulai mengadukan adanya penipu dengan modus ‘pig butchering’ atau ‘sembelih babi’. Satuan tugas atau Satgas Waspada Investasi pun meminta pemilik aset cryptocurrency untuk waspada.

“Saat ini ada pengaduan korban modus penipuan ini,” Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam Lumban Tobing kepada Katadata.co.id, Kamis (13/10).

Ia menjelaskan, ‘Pig butchering scam’ pada intinya merupakan upaya penipuan atau pemerasan. Namun, cara memanipulasinya dibuat seakan berbeda.

“Masyarakat yang menjadi korban direpresentasikan sebagai babi yang digemukkan untuk disembelih. Pelaku direpresentasikan sebagai peternak,” ujar dia.

Penipu mengajak calon korban berkomunikasi melalui aplikasi percakapan atau media sosial. Selanjuta, meminta mereka berinvestasi di aplikasi investasi kripto yang diduga palsu dan dikendalikan oleh pelaku.

“Masyarakat diminta berhati-hati dengan upaya komunikasi yang mencurigakan dan melaporkan kepada polisi apabila mengalami kerugian,” tambah dia.

Sebelumnya, Federal Bureau of Investigation (FBI) meminta investor kripto mewaspadai modus ‘pig butchering’. Pelaku kejahatan siber ini paling banyak beraksi di media sosial dan aplikasi kencan.

Forbes melaporkan, seorang pria berumur 52 tahun dari San Fransisco, AS kehilangan US$ 1 juta atau sekitar Rp 15,2 miliar karena tertipu dengan modus ‘pig butchering’.

Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (AS) itu pun mewanti-wanti investor kripto untuk mempelajari cara mengidentifikasi dan menghindari penipuan.

Selain itu, mengingatkan lembaga dan perusahaan keuangan, serta perusahaan keamanan siber untuk menerapkan program deteksi penipuan yang lebih canggih.

Apa Itu Modus Pig Butchering Kripto

Pelaku kejahatan yang menggunakan modus ini biasanya melakukan kontak dan berkomunikasi dengan calon korban dalam jangka panjang melalui berbagai media sosial atau aplikasi kencan.

Setelah merasa berhasil membuat calon korban percaya setelah berkomunikasi rutin, pelaku meyakinkan mereka untuk berinvestasi di platform kripto atau cryptocurrency palsu.

Situs web atau aplikasi palsu itu canggih. Sebab, korban bisa melacak investasi kripto mereka. Pelaku juga membuat tampilan platform seolah-olah memberikan keuntungan besar.