Pendiri bursa kripto FTX Sam Bankman-Fried terancam 115 tahun penjara, karena didakwa delapan tuduhan, termasuk penipuan keuangan. Jaksa pun mengungkap modusnya.
Ia ditangkap pada pekan lalu. “Saya sangat menyesal berada di posisi ini,” kata Sam Bankman-Fried kepada regulator Bahama, dalam draf yang bocor dari kesaksian DPR dikutip dari CNBC Internasional, Senin (19/12).
Rincian dakwaan bagi Sam Bankman-Fried sebagai berikut:
- Dua tuduhan penipuan kawat (keuangan)
- Dua konspirasi penipuan kawat (keuangan)
- Satu tuduhan pencucian uang
- Konspirasi untuk melakukan penipuan komoditas
- Konspirasi untuk melakukan penipuan sekuritas
- Konspirasi untuk menipu di Amerika Serikat
- Pelanggaran dana kampanye
Sam Bankman-Fried terancam masing-masing hukuman maksimal 20 tahun untuk poin 1 – 3, dan paling lama lima tahun untuk dakwaan lainnya.
“Ini salah satu penipuan keuangan terbesar dalam sejarah Amerika," kata Jaksa Penuntut AS Damian Williams. Nilai penipuannya diduga US$ 8 miliar atau sekitar Rp 125 triliun.
Modus Sam Bankman-Fried
Sam Bankman-Fried mendirikan crypto hedge fund Alameda Research pada November 2017. Ia menyewa ruang kantor di Berkeley, California.
Alameda Research pada dasarnya adalah toko arbitrase. Perusahaan ini membeli bitcoin dengan harga lebih rendah dari satu bursa dan menjualnya dengan harga lebih tinggi di bursa lain.
Hal itu membuat Sam Bankman-Fried dan teman sekelasnya di MIT, Gary Wang untung besar dari Alameda Research.
Sam Bankman-Fried, Wang, lulusan UC Berkeley Nishad Singh mendirikan FTX pada April 2019. Bursa kripto ini menawarkan fitur perdagangan inovatif kepada pelanggan, platform yang responsif, dan pengalaman yang andal.
"Sebulan setelah mendirikan FTX, tanpa sepengetahuan semua kecuali lingkaran kecil orang dalam, ia memanfaatkan aset pelanggan, khususnya, simpanan mata uang kripto pribadi pelanggan, untuk taruhan Alameda,” kata regulator federal di Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka Amerika Serikat atau CFTC.
Hal itu dikenal dengan istilah rehypothecation, yakni ketika bisnis secara legal menggunakan aset pelanggan untuk berspekulasi dan berinvestasi.
Tetapi, Sam Bankman-Fried tidak memiliki izin pelanggan untuk berjudi dengan dana mereka.
Padahal, aturan FTX secara khusus melarang Sam Bankman-Fried, atau Alameda, menggunakan uang pelanggan untuk apa pun, kecuali jika pelanggan mengizinkan.
Berdasarkan laporan FTX pada 2019, volume transaksi bisa melebihi US$ 100 juta setiap hari.
“Menggunakan uang pelanggan untuk taruhan Alameda merupakan penipuan,” kata CFTC.
Menurut arsip CFTC pada 2021, FTX dan anak perusahaannya memiliki aset sekitar US$ 15 miliar, dan menyumbang 10% dari volume transaksi digital global. Dana pelanggan yang ditransaksikan mencapai US$ 16 miliar setiap hari.
Di Distrik Selatan New York, di mana Sam Bankman-Fried didakwa oleh dewan juri, ia menghadapi tuduhan penipuan kriminal. Dari asal-usul FTX, regulator menuduh ia menggunakan dana pelanggan untuk membiayai investasi spekulatif.
Sam Bankman-Fried juga menghadapi tuntutan di pengadilan Bahama. Namun, “ia menyerahkan dirinya ke proses ekstradisi AS pada Senin,” kata seseorang yang mengetahui masalah tersebut.
FTX juga membuat designated market maker atau DMM sendiri untuk menggenjot transaksi. Dalam keuangan tradisional, DMM adalah perusahaan yang akan membeli dan menjual sekuritas ke dan dari pelanggan, dengan harapan mendapatkan keuntungan dari selisih harga.
Dalam kasus FTX, DMM yang dimaksud yakni Alameda. Komisi Bursa Efek atau SEC menyebutkan, tidak seperti DMM lainnya, Alameda memiliki seperangkat alat canggih.
“Saat FTX semakin matang, DMM lainnya online untuk menawarkan likuiditas. Tapi Alameda masih, dan tetap, menjadi penyedia likuiditas terbesar FTX sesuai arahan Sam Bankman-Fried," kata SEC.
Pada Agustus 2019, SEC menuduh Sam Bankman-Fried mengarahkan timnya di FTX untuk memprogram pengecualian ke dalam kode bursa. “Ini memungkinkan Alameda mempertahankan saldo negatif di akun, terlepas dari persyaratan agunan apa pun,” ujar SEC.
“Tidak ada akun pelanggan lain di FTX yang diizinkan untuk mempertahankan saldo negatif,” demikian isi arsip SEC. Saldo negatif berarti bahwa Alameda diduga secara efektif didukung oleh aset pelanggan saat melakukan perdagangan.
Mantan CEO Alameda Caroline Ellison pernah menyinggung hal itu dalam wawancara yang disebarluaskan. “Kami cenderung tidak memiliki hal-hal seperti stop loss,” kata dia.
Dalam keuangan tradisional, stop-loss order membantu trader membatasi eksposur pada trading yang berpotensi merugi. Ketika suatu aset seperti saham misalnya, mencapai batas bawah yang telah ditentukan sebelumnya, perintah stop-loss akan secara otomatis menjual aset tersebut untuk mencegah kerugian yang tidak terkendali.
Dana Lindung Nilai Kripto yang Buruk
Dokumen tuntutan di pengadilan menunjukkan, Alameda rugi lebih dari US$ 3,7 miliar selama beroperasi. Kerugian Alameda dan struktur pinjaman merupakan komponen penting dari kebangkrutan FTX dan 130 perusahaan afiliasinya.
Selain karena operasional Alameda yang cepat tanpa memperketat perlindungan dana pelanggan, perusahaan meminjam uang secara agresif dari banyak pemberi pinjaman, termasuk Voyager Digital dan BlockFi Lending.
Voyager pun bangkrut. Kini, giliran BlockFi yang diperkirakan segera bangkrut.
“Alameda seharusnya mengakui fakta bahwa token (FTT yang dipinjam melalui Voyager dan BlockFi) tidak dapat dijual dengan harga yang menurut mereka layak,” kata CFTC.
Itu karena setiap upaya Alameda untuk menjual token FTT akan menurunkan harga FTT. Hal ini mengingat berapa banyak pasokan yang tersedia dan dikontrol oleh Alameda.
Alih-alih mentransaksikan tokennya dengan benar ke pasar, Alameda mencatat seluruh timbunan FTT mereka sebagai harga pasar yang berlaku.
Alameda juga menggunakan medus serupa dengan koin lain, termasuk Solana dan Serum yakni token yang dibuat dan disempurnakan oleh FTX dan Alameda.
Itu bertujuan menjamin pinjaman miliaran kepada pemain kripto lainnya.
Namun ketika Terra Luna anjlok menjadi hanya Rp 0 per koin, Alameda tertekan. Voyager bangkrut, dan pemberi pinjaman mulai melakukan panggilan margin atau melikuidasi posisi terbuka dengan pelanggan, termasuk Alameda.
“Alameda mengalami sejumlah besar margin call dan menarik kembali pinjaman antara Mei dan Juni 2022,” kata CFTC. “Tanpa sepengetahuan investor, pemberi pinjaman, atau regulator, Alameda kekurangan aset likuid yang cukup untuk melunasi kewajiban pinjaman.”
Di satu sisi, pelanggan FTX masih yakin bahwa perusahaan dan Sam Bankman-Fried akan melindungi kepentingan dana mereka.