Induk Gojek yakni GoTo, induk Shopee Sea Ltd, dan Grab meluncurkan layanan keuangan baru pada akhir tahun lalu. Bagaimana perbandingan kinerja dompet digital, bank digital, dan pinjaman online milik ketiganya?
Nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) GoTo tumbuh 68% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 360,4 triliun. Pendapatan bruto naik 43% menjadi Rp 1,7 triliun.
GTV meningkat meski ‘bakar uang’ atau insentif dikurangi sekitar 40%.
Induk Gojek itu juga meluncurkan GoPaylater Cicil di Tokopedia pada Agustus 2022. “Pada akhir kuartal IV 2022 rata-rata pinjaman tersalurkan (loan disbursed) dari produk PayLater menguntungkan, yang sekaligus menggarisbawahi prinsip kehati-hatian Perseroan,” ujar GoTo dalam keterangan pers.
“Consumer lending diharapkan dapat menjadi penggerak utama monetisasi unit bisnis fintech. GoTo Financial akan terus meningkatkan loan book sepanjang 2023,” tambah induk Gojek.
Kemudian, pengeluaran rata-rata pelanggan GoPay tumbuh 32% pada kuartal IV 2022, meski ‘bakar uang’ dikurangi.
Sementara itu, bank digital yang didukung GoTo yakni Bank Jago membukukan pendapatan bersih Rp 1,35 triliun sepanjang tahun lalu atau naik 129%. Namun laba bersih turun 81% menjadi Rp 15,9 miliar, tergerus beban operasional bersih yang membengkak 131% menjadi Rp 1,34 triliun.
Rincian kinerja Bank Jago sebagai berikut:
Sepanjang tahunn lalu, Grab mencatatkan pendapatan naik 112% menjadi US$ 1,43 miliar. Pendapatan segmen finansial naik 166% menjadi US$ 71 juta.
Nilai transaksi bruto atau GMV keseluruhan Grab tumbuh 24% menjadi US$ 19,94 miliar. GMV lini finansial naik 27% menjadi US$ 5,81 juta.
Grab kemudian resmi memiliki bank digital di Indonesia yakni Super Bank Indonesia (Superbank) yang sebelumnya bernama Bank Fama International, pada Februari. Namun kerugiannya lebih besar ketimbang bank digital milik GoTo dan Shopee di Tanah Air pada kuartal III 2022.
Bank Fama juga didukung oleh Emtek, Grab, dan Singtel. Superbank mencatatkan rugi bersih Rp 155,19 miliar sepanjang tahun lalu.
Kinerja layanan keuangan digital SeaMoney, termasuk ShopeePay dan ShopeePaylater sebagai berikut:
- Pendapatan GAAP naik 160,1% menjadi US$ 1,2 miliar
- EBITDA yang disesuaikan turun dibandingkan 2021 minus US$ 616,9 juta menjadi negatif US$ 228,6 juta
Sementara itu, kinerja bank digital Seabank sebagai berikut:
- Laba Rp 269,2 miliar atau melonjak dibandingkan 2021 yang merugi Rp 313,4 miliar.
- Pendapatan pajak tangguhan Rp 335,031 miliar
- Pinjaman yang disalurkan naik dari Rp 6,1 triliun menjadi Rp 15,9 triliun