Startup pinjol Investree digugat oleh puluhan lender atau pemberi pinjaman sejak akhir tahun lalu, karena terlambat membayar. Perusahaan menyampaikan sudah mendapatkan commitment letter dari JTA Holdings Qatar.
“Per 21 Februari, kami sudah menerima commitment letter dari JTA Holdings Qatar yang ditujukan kepada perusahaan induk Investree Singapore Pte Ltd,” kata Co-Founder dan Director Investree Singapore Pte. Ltd. Kok Chuan Lim dalam keterangan pers, Rabu (28/2).
Commitment letter tersebut merupakan bagian dari pendanaan seri D atas pendirian perusahaan patungan alias joint venture dengan JTA Holdings Qatar.
Dalam pendanaan seri D, startup teknologi finansial pembiayaan alias fintech lending Investree akan mendapatkan lebih dari 220 juta Euro atau sekitar Rp 3,6 triliun.
Putaran pendanaan itu dipimpin oleh JTA International Holding. Investor terdahulu yakni SBI Holdings juga berpartisipasi.
“Langkah selanjutnya yakni mempersiapkan dokumen-dokumen teknis untuk proses pencairan dana. Kami tengah mengusahakan seluruh proses penyelamatan operasional Investree Indonesia berjalan dengan kecepatan penuh, demi para stakeholders,” ujar Lim.
Selain itu, Lim menyampaikan bahwa Investree terus berupaya menjalankan strategi perbaikan demi mengembalikan kondisi internal dan kembali mendapat kepercayaan masyarakat.
Investree mengakui adanya tantangan bisnis di dalam perusahaan, utamanya terkait kendala pembayaran dana pinjaman oleh sejumlah borrower, sehingga berdampak pada keterlambatan pembagian pemberian pinjaman para lender.
Berdasarkan data yang Investree dapatkan, sebagian besar borrower merupakan UMKM dari berbagai latar belakang industri yang mengalami kendala operasional akibat berbagai faktor seperti penurunan omset, penutupan bisnis, dan lainnya.
Namun, Investree tetap berupaya membuka komunikasi dengan borrower yang masih memiliki itikad baik untuk melunasi pinjaman kepada para lender. Salah satu caranya dengan menambah kerja sama pihak ketiga untuk mempercepat proses loan repayment collection.
Investree berkomitmen mengambil langkah strategis guna merealisasikan percepatan pemulihan operasional perusahaan dan perlindungan konsumen.
"Saat ini kami memprioritaskan agar setiap stakeholders internal dan eksternal Investree mendapatkan hak mereka secara proporsional dan diharapkan setiap borrower tetap melanjutkan kewajiban pelunasan fasilitas pinjaman," kata Lim.
" Kami juga ingin menegaskan bahwa kami sedang menangani situasi ini dengan serius dan bertanggung jawab penuh untuk mencari solusi terbaik,” Lim menambahkan.
Investree juga menegaskan, tim manajemen perusahaan akan tetap menunjukkan eksistensi dan keberpihakan perusahaan pada stakeholders, salah satunya dengan tetap membuka jalur komunikasi resmi.
“Demi menjaga upaya transparansi dan membuktikan komitmen kami untuk mempertahankan bisnis Investree di Indonesia, kami membuka kanal pengaduan bagi lender Investree melalui email cs@investree.id,” ujar Lim.
Investree juga membuka ruang pengaduan bagi para lender dan stakeholders terkait hubungan mereka dengan pihak luar yang mengaku terafiliasi dengan startup pinjol ini yakni https://bit.ly/PelaporanInvestree.