TaniFund, iGrow, Investree Digugat, Pinjol Ditinggal Lender?

ANTARA FOTO/Didik Suhartono/hp.
Sejumlah anak membaca bersama di dekat dinding bermural di kawasan Tempurejo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/9/2021).
Penulis: Lenny Septiani
16/5/2024, 13.29 WIB

Beberapa startup pinjaman online alias pinjol seperti TaniFund, iGrow, dan Investree digugat oleh pemberi pinjaman atau lender. Apakah lender setop berinvestasi di sektor ini?

Berdasarkan data OJK atau Otoritas Jasa Keuangan, jumlah rekening pemberi pinjaman alias lender di platform pinjol yang aktif naik 91,52% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi 273.330 per Maret.

Lender individu mendominasi dengan 259.064 rekening atau 94,78%.

"Saat ini, minat untuk menjadi lender di industri LPBBTI atau Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi masih menunjukkan tren positif," kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya alias PVML OJK Agusman dalam keterangan pers kepada media, Selasa (14/5).

Meski begitu, OJK memperketat pengawasan terhadap startup pinjol. OJK memberikan sanksi terhadap 69 penyelenggara fintech lending atau 70% dari total 101 perusahaan selama April. Jumlahnya melonjak signifikan dibandingkan Maret sebanyak 10.

Sanksi administratif itu terdiri dari 123 denda dan 51 peringatan tertulis. "Sanksi ini atas pelanggaran Peraturan OJK atau POJK, maupun hasil pengawasan dan/atau tindak lanjut pemeriksaan,” kata Agusman.

OJK mencabut izin usaha PT Tani Fund Madani atau TaniFund per 3 Mei. Ini dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundangan secara konsisten dan tegas untuk menciptakan industri P2P lending yang sehat dan tepercaya.

“Secara umum OJK melakukan langkah-langkah pengawasan dengan melakukan pemantauan terhadap pemenuhan action plan yang disampaikan oleh penyelenggara, termasuk iGrow dan Investree,” kata Agusman.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies alias CELIOS Nailul Huda menilai, industri pinjol masih berpotensi terus meningkat. "Kebutuhan kredit atau credit gap masih relatif tinggi," katanya kepada Katadata.co.id

Nailul menilai, banyaknya kasus startup gagal bayar cukup memengaruhi minat lender. "Apabila lender individu tersendat, saya rasa akan memperlambat pertumbuhan penyaluran kredit oleh fintech lending ke depan," kata dia.

Reporter: Lenny Septiani