Nilai transaksi bruto alias gross transaction value (GTV) GoPay, GoPaylater hingga GoPay Pinjam di bawah GoTo Financial melonjak 52% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 104,6 triliun selama Januari - Juni.
Kerugian GoTo Financial tercatat menurun, dilihat dari laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA yang disesuaikan pun melonjak 59% dari negatif Rp 1 triliun menjadi positif Rp 416 miliar. EBITDA adalah ukuran alternatif profitabilitas terhadap laba bersih.
"Unit bisnis financial technology atau fintech berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada akhir 2025, bergantung pada makroekonomi yang stabil," demikian dikutip dari keterangan pers induk GoTo Financial, GoTo Gojek Tokopedia, Selasa malam (30/7).
Rincian kinerja GoPay, GoPaylater hingga GoPay Pinjam di bawah GoTo Financial selama Januari - Juni atau Semester I sebagai berikut:
- GTV inti: naik 52% menjadi Rp 104,6 triliun
- GTV: naik 24% menjadi Rp 226,3 triliun
- Pendapatan bruto: naik 77% menjadi Rp 1,5 triliun
- Margin kontribusi: naik 3.140% dari Rp 15 miliar menjadi Rp 486 miliar
- EBITDA yang disesuaikan: naik 59% menjadi negatif Rp 416 miliar
Sementara itu, kinerja GoPay, GoPaylater hingga GoPay Pinjam di bawah GoTo Financial selama April - Juni atau kuartal II sebagai berikut:
- GTV inti: naik 65% menjadi Rp 56,2 triliun
- GTV: naik 27% menjadi Rp 115,3 triliun
- Pendapatan bruto: naik 97% menjadi Rp 788 miliar
- Margin kontribusi: naik dari negatif Rp 4 miliar menjadi Rp 295 miliar
- EBITDA yang disesuaikan: naik 67% menjadi negatif Rp 168 miliar
Aplikasi GoPay tercatat diunduh 30 juta kali lebih sejak meluncur pada Juli tahun lalu. Sementara itu, nilai pinjaman yang disalurkan via GoPay Pinjam maupun GoPaylater meningkat 3,5 kali lipat selama kuartal II.
"Pertumbuhan nilai pinjaman tersebut diiringi dengan tingkat kredit bermasalah yang stabil dibandingkan kuartal sebelumnya," kata GoTo. Akan tetapi, perusahaan tidak memerinci angkanya.