DBS Foundation Bestari Festival 2024, Angkat Isu dari Kemiskinan hingga Keuangan

DBS Foundation
Diskusi Road To DBS Foundation Bestari Festival: Impact Beyond.
Penulis: Kamila Meilina
Editor: Yuliawati
3/10/2024, 19.45 WIB

DBS Foundation mengadakan Bestari Festival untuk membahas berbagai isu sosial yang dihadapi Indonesia. Terutama mengenai minimnya pemahaman masyarakat Indonesia dalam keuangan dasar yang menghambat upaya mereka dalam mencapai kestabilan ekonomi.

Isu itu sejalan dengan temuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2022 mengenai indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia hanya mencapai 49,68%. Artinya jauh tertinggal dibandingkan beberapa negara tetangga. Selain itu, laporan UNICEF menemukan lebih dari 4,2 juta anak usia sekolah dasar di Indonesia yang tidak memiliki akses terhadap pendidikan formal.

Co-founder dari DBS Foundation Bestari Festival, Citra Otani, mengatakan latar belakang itu yang membuat mereka mengangkat tema Impact Beyond untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai isu-isu penting seperti kemiskinan, pendidikan, dan literasi keuangan. Acara ini bakal digelar 19 Oktober.

“Kami ingin memberikan suatu platform kepada anak muda untuk bisa mulai memicu persahabatan atau memicu percakapan tentang apa sih yang bisa dilakukan untuk menciptakan dampak,” kata Citra di Jakarta Selatan, Kamis (3/10).

Sebagai bank yang memiliki visi untuk menjadi ‘Best Bank for A Better World’, Bank DBS Indonesia menyoroti komitmen bank untuk memberikan dampak positif yang lebih luas dari lingkup layanan perbankan melalui DBS Foundation.

Acara puncak DBS Foundation Bestari Festival: Impact Beyond akan mengundang deretan pembicara dan figur sebagai pengisi acara, mulai dari perwakilan pemerintah, akademisi, praktisi keuangan, praktisi parenting, pelaku social enterprise, dan masih banyak lainnya.

Mengusung konsep dengan pendekatan real experience, para audiens akan dapat menikmati tiga elemen utama, yaitu:

  • Human Spark Area (education area) - area untuk berdiskusi dan belajar mengenai spark diri masing-masing dalam bentuk sharing session dan panel talkshow yang hangat.
  • Sea Turtle Spark Area (art & culture area) - sebuah safe space di area outdoor yang menampilkan karya social enterprise lokal, seperti alat sensor kualitas udara yang diciptakan oleh Nafas, produk anyaman oleh pengrajin lokal yang dikurasi DuAnyam, sajian makanan yang diolah dari limbah makanan oleh FoodCycle, dan mengamati pakan ternak yang digarap dari limbah makanan bersama Magalarva.
  • Leaf Spark Area (food and beverage area) - mini food court dengan tenant-tenant yang mengusung semangat kearifan lokal.
Reporter: Kamila Meilina