Asosiasi Fintech Indonesia (AFSI) menilai Indonesia semakin diperhitungkan sebagai pemain utama dalam industri teknologi finansial berbasis syariah. Hal ini karena Indonesia menempati posisi ketiga dalam sektor fintech syariah di dunia.
Berdasarkan laporan dari Global Islamic Fintech (GIFT) 2023/2024, posisi Indonesia di Bawah Malaysia dan Arab Saudi. “Di fintech Syariah, kita di posisi ketiga dari Malaysia dan juga dari Saudi Arabia,” kata Ketua Umum AFSI Ronald Yusuf Wijaya, dalam Pre-event Media Gathering Bulan Fintech Nasional di OJK Menara Radius Prawiro, Jakarta, Senin (4/11).
Laporan GIFT menyebutkan Malaysia menempati posisi pertama dengan skor 84 poin, dan Arab Saudi di posisi kedua dengan skor 71. Indonesia mendapat skor indeks fintech syariah mencapai 61 poin.
Ronald mengatakan Indonesia makin diperhitungkan karena telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam sektor fintech syariah. Pendorong Utama pertumbuhan itu yakni, populasi muslim terbesar di dunia dan permintaan yang meningkat terhadap produk keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah.
Meskipun Indonesia saat ini menempati posisi kedua sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, tetapi perkembangan fintech syariah di negara ini masih menghadapi banyak tantangan.
“Peningkatan pemahaman masyarakat tentang budaya dan prinsip syariah bukan hanya soal kuantitas, tetapi juga kualitas,” kata dia.
Salah satu tantangan utama adalah mematuhi prinsip syariah (syariah compliance) dalam konteks yang beragam di Indonesia, yang memiliki berbagai pendekatan terkait aturan syariah.
Kendala lainnya adalah kualitas sumber daya manusia (SDM). Ia menilai, literasi keuangan dan dan fintech berbasis syariah masih perlu disosialisasikan secara lebih luas, terutama dalam konteks istilah, syariat, dan konsep ekonomi syariah di tengah masyarakat.
Mengatasi hal tersebut, Ronald menuturkan AFSI, bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggandeng para mahasiswa dan kampus bekerja sama untuk menyalurkan sosialisasi lewat konten-konten yang mudah diterima oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
Salah satunya melalui Indonesia Sharia Financial Olympiad (IFSO) 2024, dalam rangka mensosialisasikan inklusi ekonomi serta keuangan syariah.
“Kontennya sudah banyak yang dapat engagement yang bagus, banyak yang like dan share supaya literasinya bisa lebih luas lagi,” ujarnya.