Perusahaan teknologi asal Tiongkok, Huawei merilis tiga produk baru, salah satunya ponsel lipat pada 24 Februari waktu setempat. Namun, Google mengingatkan konsumen untuk tidak mengunduh aplikasi YouTube dan Gmail pada perangkat yang tidak didukung sertifikat resmi.
Sejak Huawei masuk daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan Amerika Serikat (AS), perangkatnya tidak lagi didukung Google. Karena itu, Google Play Store termasuk aplikasi-aplikasinya tidak tersedia di perangkat Huawei.
Meski begitu, Huawei tetap meluncurkan produk-produk baru. "Kami memperkenalkan produk baru yang akan mengubah cara kami menghubungkan pengalaman Huawei," dikutip dari akun @HuaweiMobile, kemarin (23/2).
Ketiga produk yang diluncurkan pada hari ini yaitu ponsel layar lipat Huawei Mate Xs, laptop MateBook X Pro, dan tablet MatePad Pro 5G. Pada awalnya, Huawei berencana meluncurkan ketiga produk itu dalam acara Mobile World Congress (MWC) di Barcelona, Spanyol.
(Baca: Kena Sanksi AS, Penjualan Ponsel Huawei Justru Lampaui Apple pada 2019)
Namun, acara itu ditunda karena wabah virus corona. Karena itu, Huawei meluncurkan produk barunya secara virtual. "Sepenuhnya masa depan konektivitas, tanpa batas. Penasaran? Bergabunglah dengan kami di peluncuran produk dan strategi Huawei virtual kami," kata tim administrasi akun @HuaweiMobile.
Dikutip dari GSMArena, Mate Xs merupakan produk lanjutan dari ponsel lipat yang diluncurkan Huawei pada 2019 yaitu Mate X. Dari segi tampilan, Mate Xs tak jauh berbeda dengan Mate X.
Hanya, Huawei menitikberatkan pada kemampuan mekanisme engsel pelipatan ponsel yang lebih fleksibel pada Mate Xs. Produk anyar ini mampu melakukan pengisian baterai 65W, lebih besar dibanding Mate X 55W.
Dibandingkan dengan Samsung Fold, Huawei Mate Xs unggul dari sisi baterai. Namun, Huawei dinilai kalah dalam hal kamera.
(Baca: Dipasarkan di Indonesia, Samsung Galaxy Fold Dibandrol Rp 30,88 Juta)
Perangkat itu juga dilengkapi prosesor terbaru Huawei yaitu Kirin 990 5G, sementara Mate X memakai HiSilicon Kirin 980. Prosesor Kirin 990 5G diklaim lebih cepat dibandingkan kinerja prosesor yang disematkan pada Mate X.
Sedangkan laptop terbaru yakni MateBook X Pro unggul dalam hal kemampuan layar sentuhnya. "Secara alami akan meningkatkan kolaborasi multi-layar untuk membuka batasan antara smartphone dan komputer," dikutip dari Ghizmochina.
Selain itu, Huawei meluncurkan MatePad Pro versi 5G. Perangkat anyar ini juga didukung Kirin 990 5G. Prosesor akan mengintegrasikan 5G modem ke dalam System on Chip (SOC) MatePad Pro.
Google Beri Peringatan Konsumen
Peluncuran ketiga perangkat baru tersebut justru dibarengi dengan peringatan Google kepada konsumen Huawei. Perusahaan teknologi asal AS itu menegaskan bahwa mereka tidak menyediakan aplikasi Gmail, YouTube, Maps, dan Play Store untuk ponsel pintar (smartphone) Huawei.
Pernyataan itu dikeluarkan lantaran banyak konsumen bertanya perihal perangkat Huawei mana saja yang tidak didukung Google. “Google dilarang bekerja sama dengan Huawei pada model perangkat baru,” kata kata Legal Director untuk Android dan Google Play Tristan Ostrowski dikutip dari The Verge, akhir pekan lalu (21/2).
Perusahaan tidak mau berkomentar perihal kekhawatiran pemerintah AS bahwa perangkat Huawei mengancam keamanan nasional. "Fokus kami melindungi keamanan pengguna Google pada jutaan perangkat Huawei yang ada di seluruh dunia," kata Ostrowski.
(Baca: Disanksi AS, Huawei Gaet OPPO & Xiaomi Buat Pesaing Google Play Store)
Google memang terus bekerja sama dengan Huawei terkait pembaruan keamanan, aplikasi dan layanan di perangkat yang ada. Hal itu akan dilakukan selama mendapat izin pemerintah AS.
Produk Huawei yang dirilis pada atau sebelum 16 Mei 2019 terus mendapatkan pembaruan tersebut. Tetapi, perangkat yang dirilis setelahnya tidak mendapat sertifikat.
Alhasil, produk tersebut tidak dilengkapi dengan perangkat lunak Google Play Protect, yang dapat mendeteksi kapan ponsel disusupi virus atau malware.
Perusahaan juga mengingatkan pengguna untuk tidak mengunduh Gmail, YouTube, Play Store, atau perangkat lunak Google lainnya di perangkat yang tidak memiliki sertifikat tersebut. Sebab, perusahaan tidak dapat menjamin bahwa aplikasi itu bebas dari malware.
(Baca: Ganti Google Maps, Huawei Pakai Layanan Navigasi Buatan Belanda)
Aplikasi Google yang ditransfer ulang dari perangkat bersertifikat ke ponsel Huawei tidak akan berfungsi secara andal. “Karena kami tidak mengizinkan layanan ini berjalan pada perangkat yang tidak bersertifikat di mana keamanan dapat dikompromikan,’ katanya.
Bahkan, siasat seperti itu dapat membahayakan keamanan pengguna. Ostrowski menguraikan cara melihat apakah perangkat Android yang Anda gunakan telah disertifikasi di bawah Google Play Protect.
"Untuk memeriksa apakah perangkat Anda tersertifikasi, buka aplikasi Google Play Store di ponsel Android Anda, ketuk‘ Menu ’dan cari‘ Pengaturan. ’Anda akan melihat apakah perangkat Anda disertifikasi dalam‘ sertifikasi Play Protect,” kata dia.
(Baca: Huawei Incar Pendanaan Rp 27 Triliun setelah Dikenai Sanksi oleh AS)