Dilarang Trump, ByteDance Divestasi Bisnis TikTok di AS

ANTARA FOTO/REUTERS/Andrew Kelly/ama/dj
Ilustrasi, logi TikTok dipasang pada layar diatas Times Square di Kota New York, Amerika Serikat, Jumat (6/3/2020). ByteDance dikabarkan setuju melepas bisnisnya di AS.
2/8/2020, 10.46 WIB

Perusahaan  Tiongkok ByteDance dikabarkan menawarkan divestasi operasional TikTok kepada perusahaan Amerika Serikat. Keputusan itu diambil agar Tiktok bisa beroperasi kembali di negara tersebut.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya melarang aplikasi tersebut karena dianggap mengancam keselamatan negara. Pasalnya, Tiktok memiliki data pribadi pengguna AS yang jumlahnya mencapai 100 juta orang.

Reuters  melaporkan bahwa ByteDance menawarkan proposal baru yang berisi rencana divestasi bisnis TikTok di AS. Microsoft Corp rencananya mengambil alih seluruh bisnis ByteDance di negara tersebut.

Microsoft yang memiliki jejaring media sosial Linkedin akan bertugas melindungi semua data pengguna TikTok di AS. Selain Microsoft, perusahaan AS lainnya juga bisa mengambil alih bisnis TikTok.

Beberapa investor ByteDance yang berbasis di AS juga akan diberi kesempatan mengambil saham minoritas. Sekitar 70% investor luar ByteDance memang berasal dari negara tersebut.

Meski begitu, pihak Gedung Putih menolak berkomentar terkait kesepakatan tersebut. Sedangkan ByteDance hanya menyatakan akan tetap berjuang untuk bisa beroperasi di AS.

"Kami di sini untuk jangka panjang, melanjutkan untuk membagikan suara Anda di sini dan mari kita perjuangkan untuk TikTok," ujar Manajer Umum TikTok A. Vanessa Pappas dalam sebuah video yang diterbitkan pada aplikasi seperti dikutip dari Reuters, Minggu (2/8).

Halaman: