Twitter dikabarkan berminat mengakuisisi TikTok. Perusahaan tersebut pun bakal bersaing dengan Microsoft yang telah bernegosiasi berminggu-minggu dengan perusahaan induk aplikasi Tiktok, Bytedance.
Menurut Wall Street Journal, Twitter memerlukan bantuan investor lain jika ingin mengakuisisi Tiktok. Pasalnya, perusahaan itu memiliki kemampuan finansial yang lebih sedikit daripada Microsoft.
Twitter memang mulai menghasilkan keuntungan yang konsisten dalam beberapa tahun terakhir.Namun, perusahaan melaporkan kerugian sebesar US$ 1,23 miliar atau sekitar Rp 18.101 (kurs Rp 14.717) pada kuartal terakhirnya.
Selain itu, Twitter hanya memiliki dana tunai dan investasi sebesar US$ 7,8 miliar atau sekitar Rp 114.792 triliun. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dari dana yang dimiliki Microsoft sebesar US$ 136 miliar atau sekitar Rp 2.001 triliun.
"Jika kesepakatan (akuisisi) akhirnya tercapai, maka itu akan membentuk kembali (bisnis) Twitter," demikian dikutip dari Wall Street Journal, akhir pekan lalu (8/8),
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melarang penggunaan TikTok. Dia menganggap aplikasi tersebut mengancam keselamatan negara.
Alasannya, Tiktok memiliki data pribadi pengguna AS yang jumlahnya mencapai 100 juta orang. Bahkan AS mengajak negara sekutunya untuk memblokir aplikasi tersebut.
Di sisi lain, Pendiri Microsoft Bill Gates mengatakan dalam proposal kesepakatan akuisisi bahwa perusahaannya akan memindahkan semua data yang terkait dengan pengguna TikTok di AS. Dengan demikian, data pengguna tidak akan disalahgunakan.
"Microsoft sangat berhati-hati dengan janji datanya dan akan mencoba untuk memiliki hubungan yang kuat secara global," kata Gates dikutip dari Bloomberg pada Kamis (6/8).
Bill Gates menilai TikTok harusnya dibiarkan terus eksis dan menyempurnakan produknya di AS. Untuk itu, akusisi TikTok oleh Microsoft merupakan langkah tepat.
"Sangat menyenangkan TikTok menciptakan persaingan melalui inovasi. Tampaknya mencegah inovasi tersedia bukanlah hal yang masuk akal,"kata Gates.
Microsoft menyatakan akan melanjutkan diskusi terkait rencana akuisisi Bytedance dan menargetkan negosiasi tersebut selesai pada 15 September 2020. CEO Microsoft Satya Nadella juga meyakinkan Trump bahwa akuisisi tersebut termasuk mentransfer data pengguna TikTok AS dan menyimpannya di negara tersebut.
Berdasarkan laporan yang dirilis CB Insights, Bytedance atau Tautio merupakan raksasa startup dengan valuasi terbesar hingga US$ 75 miliar atau Rp 1.080 triliun (kurs Rp 14.400/US$).